GLOBAL KRIMINAL PERISTIWA

Ngeri! Kisah 'Sekte Akhir Zaman' di Uganda, Bakar Habis 700 Orang Pengikutnya di Dalam Gereja

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
GLOBAL
KRIMINAL
PERISTIWA
Ngeri! Kisah 'Sekte Akhir Zaman' di Uganda, Bakar Habis 700 Orang Pengikutnya di Dalam Gereja


DEMOCRAZY.IDSekte JMS pimpinan predator Jung Myung Seok di Korea Selatan yang diulas film dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal merekrut pengikutnya dengan iming-iming surga. 


Sementara itu, sebuah sekte kiamat di Uganda punya cara tersendiri dalam merekrut pengikutnya.


Dilansir dari BBC dan Associated Press, sekte itu bernama Movement for the Restoration of the Ten Commandments of God atau gerakan restorasi 10 perintah Tuhan. Gerakan ini dibentuk oleh Joseph Kibwetere dan Cledonia Mwerinde.


Kibwetere merupakan mantan petugas administrasi sekolah yang begitu terobsesi dengan visi 10 perintah Tuhan dalam ajaran Kristen. Sedangkan Cledonia Mwerinde adalah seorang pengusaha.


Cara Rekrut Pengikut


Cara Joseph Kibwetere dan Cledonia Mwerinde merekrut para pengikutnya yakni dengan menggerakkan setiap keluarga para pengikut. 


Ketika seorang anggota baru masuk, maka ia juga wajib juga merekrut seluruh keluarganya.


Dari sana, para keluarga pengikut sekte ini diwajibkan untuk tinggal di lembah yang sunyi dan bercocok tanam. 


Kegiatan ini ialah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para anggota sekte.


Sekte ini juga percaya bahwa dunia akan berakhir pada 31 Desember 1999, tepat saat peralihan ke milenium baru.


Mereka mendaftarkan gerakan itu sebagai kelompok yang tujuannya adalah mematuhi Sepuluh Hukum Allah dan memberitakan firman Yesus Kristus.


Atribut agama Kristen di halaman kultus itu memiliki hubungan yang lemah dengan Katolik Roma dengan kepemimpinannya didominasi oleh sejumlah mantan imam dan biarawati, termasuk Ursula Komuhangi dan Dominic Kataribabo.


Gaya Ajaran Sekte


Ajaran ini juga memiliki cirikhas. Para pengikutnya yakin bahwa Joseph Kibwetere selaku pendeta bisa melakukan beberapa mukjizat seperti menghidupkan orang yang meninggal.


Selain itu, para pengikut juga tidak diizinkan secara langsung untuk berbicara dengan pemimpin sekte. Mereka harus menuliskan pesannya melalui secarik kertas.


Kiamat Tak Terjadi


Pada akhirnya, ketika tahun berganti, 1 Januari 2000 tak terjadi apa-apa. Kibwetere lantas merevisi prediksi kiamatnya menjadi 17 Maret 2000.


Mereka kemudian menggelar pesta besar-besaran di sebuah gereja di Kanungu, Uganda. 


Entah siapa yang merencanakannya, 724 orang tewas terbakar habis di dalam gereja tersebut. Termasuk Joseph Kibwetere dan Cledonia Mwerinde.


Pihak berwajib menduga bahwa para pengikut tak terima ketika telah mengorbankan segenap hartanya untuk sekte ini. [Democrazy/detik]

Penulis blog