POLITIK

Tinggal Selangkah Anies Resmi Jadi Capres, Taruhan Alphard Hasan Nasbi Diungkit: 'Siap Menepati Janji?'

DEMOCRAZY.ID
Januari 31, 2023
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Tinggal Selangkah Anies Resmi Jadi Capres, Taruhan Alphard Hasan Nasbi Diungkit: 'Siap Menepati Janji?'

Tinggal Selangkah Anies Resmi Jadi Capres, Taruhan Alphard Hasan Nasbi Diungkit: 'Siap Menepati Janji?'

DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik dan sosial Tatok Sugiarto menyoroti Anies Baswedan yang telah resmi didukung oleh NasDem, Demokrat, dan PKS sebagai bakal calon presiden (Bacapres) di Pemilu 2024.


Menurutnya, hanya tinggal selangkah lagi Anies Baswedan bisa resmi untuk maju sebagai capres 2024. 


Sehingga Tatok Sugiarto menyindir orang yang pernah taruhan bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak mungkin menjadi capres.


"Selangkah lagi jadi Capres, mohon kepada yang kemarin bilang Anies tidak mungkin jadi Capres agar siap siap kecewa dan menepati janji sumpahnya," ujarnya dikutip dari Twitter @QiazyZ, Selasa (31/1).


Seperti diketahui, Pendiri Cyrus Network dan Pengamat Politik, Hasan Nasbi mengatakan kans Anies Baswedan untuk menjadi capres sangat kecil. 


Bahkan, ia berani bertaruh mobil Alphard atas prediksinya ini.


Menurut Hasan, berdasarkan kalkulasi perkiraan koalisi saat ini, Anies yang tak punya partai akan sulit untuk diusung. 


Kesempatan Anies disebutnya hanya ada di Calon Wakil Presiden (Cawapres).


"Kalau mau jadi Capres berat. Dari semua sisi, kalkulasi matematikanya susah. Tapi kalau jadi Cawapres masih mungkin," ujar Hasan saat acara diskusi Total Politik bertajuk Anies-Ganjar di Tikungan Koalisi, Minggu (19/6/2022).


Mendengar pernyataan Hasan, Co-Host Diskusi, Arie Putra menantang Hasan taruhan atas prediksinya itu. Hasan pun menyanggupinya.


"Boleh taruhan, taruhan (mobil) Alphard," kata Hasan disambut tawa para narasumber dan undangan.


Hasan menjelaskan, kemungkinan Anies untuk menjadi Capres kecil karena tak punya tempat di koalisi partai. 


PDIP yang sudah memenuhi presidential thereshold atau ambang batas minimal mengusung Capres 20 persen kemungkinan mendorong Ganjar Pranowo atau kadernya yang lain.


Pemegang suara terbanyak kedua, Gerindra juga pasti menjadi pemimpin koalisi karena mengusung Prabowo Subianto. 


Selanjutnya, Koalisi Indonesia Bersatu yang berisi Golkar, PPP, dan PAN juga kemungkinan akan mengusung Airlangga Hartarto.


Ada juga Koalisi Semut Merah yang beranggotakan Demokrat, PKB, dan PKS juga kemungkinannya kecil mengusung Anies.


Sisanya, NasDem yang sudah jelas ingin mengusung Anies dan partai menengah lainnya juga disebutnya hanya akan mengekor ke pimpinan koalisi yang sudah ada.


"Kan sekarang yang mengusungkan coba lihat, Nasdem sama PKS lah. PKS sama Nasdem itu menurut saya hanya bisa mengusulkan Calon Wakil Presiden, bukan Calon Presiden," ucapnya. 


Respons Hasan Nasbi


Terkait cuitannya itu, Hasan enggan disebut sedang pasang taruhan dengan Sunny terkait tiket capres Anies. 


Dia menekankan keduanya sepakat untuk bakal saling kasih hadiah yakni sebuah mobil Alphard.


"Iya pokoknya bahasanya nggak taruhan, itu saling ngasih hadiah. Kalau saya yang benar, Sunny kasih saya hadiah. Kalau Sunny yang benar, saya kasih dia hadiah," kata Hasan saat dihubungi terpisah.


Hasan mengatakan deal-dealan itu berkaitan analisisnya tempo hari bahwa Anies susah dapat tiket. 


Analisis itu, kata dia, dapat tantangan dari Sunny yang diembel-embeli hadiah Alphard.


"Jadi kan saya punya analisis bahwa dari segala kemungkinan, susah Anies dapat tiket. Jadi orang nantangin, ini analisisnya bisa apa ini, ininya, Alphard. Cuman ya yang menyanggupi untuk saling kasih hadiah itu Sunny," ujar dia.


Hasan menganggap Anies sampai saat ini masih belum mendapat tiket capres meski tiga partai calon 'Koalisi Perubahan' yakni NasDem, Demokrat, PKS, telah menyatakan dukungannya. 


Menurut Hasan, Anies dianggap sudah memegang tiket capres apabila koalisi sudah terbentuk dan resmi mengumumkan capres usungan mereka.


"Belum, belum (dapat tiket capres). Yang itu kan nanti kalau sudah ada surat resmi dari partai. Ada partai berkoalisi mengusung ini. Sebetulnya nggak perlu nunggu sampai Oktober. Kalau sudah ada koalisi terbentuk dan mengumumkan calon itu kan sudah bisa dipegang lah. Paling kan nanti bubarnya kalau ada kejadian luar biasa aja kan gitu," kata Hasan. [Democrazy/NW]

Penulis blog