AGAMA ISLAMI POLITIK

Mengejutkan! Mantan Ketum PBNU Said Aqil Siradj Sebut Anies Calon Presiden Terbaik

DEMOCRAZY.ID
Januari 02, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
ISLAMI
POLITIK
Mengejutkan! Mantan Ketum PBNU Said Aqil Siradj Sebut Anies Calon Presiden Terbaik

Mengejutkan! Mantan Ketum PBNU Said Aqil Siradj Sebut Anies Calon Presiden Terbaik

DEMOCRAZY.ID - Mantan Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil Siradj menilai, Anies Baswedan merupakan sosok calon Presiden Indonesia terbaik di 2024 nanti.


Hal itu disampaikan oleh Ketua PBNU 1999-2009 Andi Jamaro Dulung, saat ditemui di rumahnya Jalan Budi Swadaya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, sebagaimana dilansir abwnews, Kamis (26/1).


Ia menyampaikan, beberapa hari lalu dirinya menjenguk Said Aqil Siroj yang sakit di salah satu rumah sakit di Jakarta.


Nah, dalam obrolan dengan dirinya, Said Aqil Siradj menyebut Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu adalah calon terbaik menggantikan Presiden Joko Widodo di 2024 nanti.


“Beberapa hari yang lalu saya berkunjung ke Kiai Said Aqil Siradj, mantan Ketua Umum PBNU. 


Beliau sakit kemudian saya berkunjung. Saya tanya (ke Kiai Said Aqil Siradj). ‘Gimana kiai, kira-kira siapa yang cocok jadi presiden ini’,” tanya dia pada Said Aqil Siradj.


“Begini Pak Andi, dari segi perspektif kepentingan umat, dari sekian banyak calon presiden, Anies yang terbaik,” kata Andi menirukan jawaban Said Aqil Siradj saat itu.


Mantan anggota DPR itu menilai, apa yang disampaikan oleh Said Aqil Siradj adalah sah-sah saja. 


Pasalnya, di NU menyampaikan pandangan dan pendapat soal politik adalah tidak dilaang.


“NU itu ada yang struktural dan ada NU yang kultural. Idealnya NU struktural itu bisa mengkomando NU kultural. 


Apa kata NU struktural itu NU kultural samikna wa atokna, itu saja. Tetapi kelihatannya tidak seperti itu di arena politik. Di arena politik itu selalu ada alternatif pilihan-pilihan,” jelasnya.


Ia mencontohkan, di masa lalu, banyak tokoh NU seperti Kiai Hasyim Muzadi dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang memilih jalan politik sendiri.


“Kita bisa melihat pada saat Ibu Megawati berpasangan dengan Kiai Hasyim Muzadi, muncul juga Wiranto berpasangan dengan Gus Sholah (Salahuddin Wahid), bahkan Gus Dur berpasangan dengan Marwah Daud Ibrahim. 


Itu artinya bahwa di NU itu soal urusan politik itu bebas dalam memilih alternatif-alternatif,” ujarnya. [Democrazy/HN]

Penulis blog