EKBIS POLITIK

Bantu Renovasi Rumah Kader PDIP, Ganjar Pranowo Pakai Dana APBN dan Baznas: APBD Prov Tak Cukup

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
POLITIK
Bantu Renovasi Rumah Kader PDIP, Ganjar Pranowo Pakai Dana APBN dan Baznas: APBD Prov Tak Cukup

Bantu Renovasi Rumah Kader PDIP, Ganjar Pranowo Pakai Dana APBN dan Baznas: APBD Prov Tak Cukup

DEMOCRAZY.ID - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan aksi sosial menjelang hari ulang tahun (HUT) ke-50 PDIP.


Aksi sosial tersebut adalah membantu merenovasi rumah 50 kader PDIP yang hidup dalam rumah tak layak huni.


Dikutip dari Instagram @ganjar_pranowo, aksi sosial ini dilakukan di beberapa wilayah di Jawa Tengah (Jateng).


Pada kolom captionnya, Ganjar Pranowo menjelaskan bahwa progra renovasi rumah tidak layak huni (RTLH) sudah berlangsung sejak lama dan kini sudah ada belasan juta RTLH yang telah direnovasi.


Ganjar Pranowo menyampaikan, untuk dana yang digunakan tidak hanya dari APBD Provinsi Jateng saja karena tidak akan mampu.


Maka dari itu turut digunakan dana dari APBN hingga Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) serta bantuan dari para relawan.


Berikut caption lengkap yang ditulis oleh Ganjar:


"Mas Marwan ini salah satu Ketua Ranting PDI Perjuangan di Wonosobo. Saking semangatnya berjuang, beliau sampai lupa bahwa kediaman yang ditinggali juga butuh diperjuangkan.


Makanya langsung kita eksekusi bersama-sama. Material kita siapkan, untuk tenaga kita gotongroyong. Gotongroyong atau sambatan atau gugur gunung merupakan tradisi yang mesti terus kita rawat.


Bantuan renovasi RTLH kepada mas Marwan dan 49 kader PDI Perjuangan lainnya itu dalam rangka memperingati HUT ke 50 PDI Perjuangan.


Sekaligus melengkapi pembangunan RTLH yang kita lakukan di Jateng dan sudah mencapai 1,,14 juta rumah. Program ini akan terus kita gas pol dengan sistem pendanaan gotongroyong.


Ada yang dari APBN, APBD Provinsi, kabupaten, Desa, termasuk juga dari Baznas, CSR dan filantropis. Karena kita sadar, APBD Prov.


Tidak akan pernah cukup untuk menangani itu semua. Satu-satunya cara ya gugur gunung amrih becike. Yaitu kerja bareng demi kebaikan bersama."


Di kolom caption, sejumlah warganet mempertanyakan alasan Ganjar menggunakan dana Baznas untuk renovasi RLTH kader PDIP.


"Mentang2 gubernur. Masak uang baznas buat kepentingan parpol. Emg PDIP g ada kas? Itu uang zakat woe," tulis @joni.devender.


"Bantu rehab dalam rangka ultah pdip, tp kok dari baznas?" ujar @iqbalmarief.


"Dari APBD atau dari Kantong pribadi Den ?" tulis @moedijadja.


"Niat bapak bagus,tapi Klau pake baznas mending jangan pak,apalagi pake APBD.nanti asumsinya jadi gak baik buat bapak,apalagi buat partai," ungkap @alfiansyah1506.


Ganjar Pranowo Bahas soal Tahun 2045


Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengutarakan keinginannya agar negara-negara asing menjadi ketergantungan kepada Indonesia.


Ganjar menyampaikan, Indonesia saat ini sebenarnya mampu dan memiliki kekuatan untuk membuat negara-negara asing bertekuk lutut.


Pesan ini diunggah oleh Ganjar di akun Instagramnya @ganjar_pranowo, Senin (26/12/2022).


Awalnya Ganjar menjelaskan bagaimana Indonesia yang kini tergantung kepada asing sebenarnya bisa membalik posisi tersebut.


"Kita balik negara asing tergantung sama kita," jelas Ganjar.


Ganjar menjelaskan, kunci untuk menyukseskan hal tersebut adalah memanfaatkan nikel yang merupakan sumber daya teknologi masa depan.


Kemudian Ganjar lanjut menyampaikan bahwa negara menguasai seluruh sumber daya alam yang ada di bumi dan air untuk kemudian dikelola demi kemakmuran rakyat.


Pada kolom captionnya, Ganjar mengutarakan harapannya Indonesia di tahun 2045 bisa menjadi negara adidaya.


Berikut caption lengkap yang ditulis oleh Ganjar:


"Peluang besar kita miliki saat ini untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara adidaya.


Targetnya, pada peringatan satu abad kemerdekaan yaitu pada tahun 2045 Indonesia masuk dalam 5 besar sebagai negara dengan perekonomian terkuat di dunia.


Ayo siapkan diri. Siapkan mental dan pengetahuan. Kita pasti bisa."


Ganjar Disebut Sibuk Negosiasi demi Maju 2024


Dalam beberapa waktu belakangan, kedekatan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengundang perhatian.


Keduanya kini terlihat akrab satu sama lain meski sebelumnya dikabarkan sempat berseteru.


Namun rupanya, keakraban tersebut dinilai sebagai sebuah upaya dari Ganjar untuk memuluskan jalannya menjadi capres dari partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri tersebut.


Menurut Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam, ada tujuan politik dari sikap Ganjar yang kini melunak.


"Cairnya komunikasi itu diharapkan bisa menciptakan ruang negosiasi dan kompromi politik, agar internal PDIP bisa membukakan jalan bagi Ganjar untuk melenggang di Pilpres 2024 mendatang," ujar Umam, Selasa (13/12/2022).


Disebutkan bahwa Ganjar tengah menunjukkan sikap rendah hati yang dinilai efektif untuk menaklukkan ego lawan maupun kawan.


Di sisi lain, sikap tersebut bisa diartikan sebagai tindakan yang dilandasi dengan pamrih.


"Jika tidak dijalankan dengan hati dan persistensi, justru akan menguatkan sikap antipati," kata Umam.


Dalam hal ini, Ganjar memperlihatkan karakter yang fleksibel untuk mencairkan komunikasi dengan Puan.


Apalagi sebelumnya mereka diisukan bersaing untuk meraih posisi capres yang akan diusung PDIP.


Karenanya, kemampuan Ganjar dalam melobi internal partai akan menjadi pertaruhan bagi karier politiknya di masa depan.


Ia dinilai perlu mendapatkan kepercayaan dari Puan maupun petinggi partai lain akan loyalitasnya terhadap PDIP.


"Namun, jika komunikasi Ganjar hanya bermain di ranah permukaan dan gagal membangun political trust atau kepercayaan politik, maka peluang Ganjar akan kandas," kata Umam.


Di sisi lain, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai kemesraan Ganjar dan Puan hanya momen sesaat saja.


"Saya melihat itu kemesraan sementara karena momentum-mementum tertentu. Secara politik, tetap saja mereka bersaing," ucap Ujang, Senin (12/12/2022).


"Secara politik, artinya siapa yang mengalah mereka belum bertemu. Tapi mereka masih masing-masing masih berpendirian pada keinginan masing-masing." [Democrazy/Tribun]

Penulis blog