Indef Akhirnya Buka Data! Meski Tak Dihiraukan BUMN, Keuntungan Formula E Jauh Lebih Besar dari MotoGP Mandalika - DEMOCRAZY News
EKBIS

Indef Akhirnya Buka Data! Meski Tak Dihiraukan BUMN, Keuntungan Formula E Jauh Lebih Besar dari MotoGP Mandalika

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
Indef Akhirnya Buka Data! Meski Tak Dihiraukan BUMN, Keuntungan Formula E Jauh Lebih Besar dari MotoGP Mandalika

Indef Akhirnya Buka Data! Meski Tak Dihiraukan BUMN, Keuntungan Formula E Jauh Lebih Besar dari MotoGP Mandalika

DEMOCRAZY.ID - Tak dihiraukan sponsor BUMN, Formula E justru mampu kalahkan keuntungan dampak ekonomi MotoGP Mandalika.


Data tersebut diungkapkan oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef).


Sekadar informasi, ada 30 sponsor dari pihak swasta saat Formula E Jakarta, namun tak ada satu pun dari perusahaan BUMN di sana.


Meski demikian, Ketua pelaksana Formula E Ahmad Sahroni ini mengatakan tidak ingin memaksakan BUMN untuk menjadi sponsor.


“Sponsor saat ini 31 sponsor (red: 30 karena Pertamina RD sudah dicoret) dari pihak swasta yang pasti BUMN belum kasih sponsor," ujar Sahroni dikutip dari Kompas.tv Rabu (1/6/2022) lalu.


Sementara peneliti Indef, M Rizal Taufikurahman mengungkapkan bahwa dampak ekonomi Formula E ternyata lebih besar dari MotoGP Mandalika.


Hal itu disampaikannya dalam diskusi yang dipandu Aiman Witjaksono di YouTube Universitas Al Azhar Indonesia, Selasa (25/10/2022).


Dalam pemaparannya,  MotoGP Mandalika memiliki dampak ekonomi atau keuntungan dua kali lipat dari modal yang dikeluarkan.


Sementara Formula E melampauinya jauh hingga 3,5 kali lipat dari modal yang dikeluarkan dalam pergelaran balap mobil listrik tersebut.


"Jadi artinya apa ini, investasi di DKI Jakarta untuk kasus ini jauh lebih efisien dibanding dengan di Mandalika," ungkap Rizal dalam diskusi tersebut.


Diketahui Indef menjadi peneliti dampak ekonomi kedua acara balapan tersebut.


Formula E merupakan kegiatan balap mobil listrik internasional yang dibiayai oleh BUMD Jakarta.


Sementara MotoGP dibiayai oleh APBN dengan sponsor utama BUMN.


Ketika MotoGP Mandalika, Indef diminta langsung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 


Sedangkan saat Formula E, Indef diminta langsung oleh Jakpro meneliti dampak ekonomi balapan tersebut.


Pihaknya menggunakan metodologi yang sama dalam melakukan penelitian, yakni model keseimbangan umum.


"Bagi orang ekonomi tahu persis metodelogi ini," kata Rizal.


Peneliti Indef itu menegaskan, hasil kajian tersebut murni independen meskipun Indef didukung secara budget oleh kedua lembaga yang memintanya.


Namun dalam hal ini harus tetap independen base on data.


"Dua-duanya adalah kegiatan event nasional yang mendunia. Ini harus dirawat, harus dikembangkan. Intinya itu dulu," kata Rizal.


Menurutnya, jangan dikontradiktifkan karena dua gelaran ini merupakan aktivitas ekonomi yang bisa menumbuhkan sektor wisata yang mestinya didukung semua pihak.


"Saya tidak ingin mengontrakan," ucap Rizal.


Dampak Ekonomi Formula E


Indef menghitung dampak langsung dan tidak langsung secara ekonomi dari Formula E dan MotoGP Mandalika.


Hasilnya, dari modal yang dikeluarkan Rp 594 miliar, dampak langsung ekonomi dari Formula E mulai dari pembelian tiket, transaksi pengunjung dan sebagainya mencapai total Rp Rp 597 miliar.


Sedangkan dampak ekonomi tidak langsungnya Formula E terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp 2,1 triliun.


"Total dampak ekonomi langsung dan tidak langsung untuk Formula E itu Rp 2,6 triliun," ungkap Rizal.


"Artinya begini, benefit (keuntungan) satu rupiah yang dikeluarkan investasinya, mendapatkan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) 3,5 kali," jelasnya.


 Dampak Ekonomi MotoGP Mandalika


Sementara hitung-hitungan dampak ekonomi MotoGP Mandalika, dari Rp 2,7 triliun modal yang dikeluarkan, dampak langsungnya sekitar Rp 3,9 triliun.


Selanjutnya dampak ekonomi tidak langsung MotoGP Mandalika terhadap pertumbuhan ekonomi berada di kisaran Rp 1,2 triliun.


"Jadi total keuntungan ekonominya Rp 5,1 triliun dari modal Rp 2,7 triliun, sekitar dua kali lipat," jelas Rizal.


"Tapi saya tidak ingin membandingkan, dua-duanya adalah justru mendongkrak ekonomi kita dan meningkatkan sektor pariwisata kita," tutupnya. [Democrazy/WartaBerita]

Penulis blog