KRIMINAL

DERETAN Kasus Hasnaeni 'Wanita Emas', Dari Mulai Membelot Dukung Ahok hingga Dugaan Korupsi 2,5 Triliun

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
KRIMINAL
DERETAN Kasus Hasnaeni 'Wanita Emas', Dari Mulai Membelot Dukung Ahok hingga Dugaan Korupsi 2,5 Triliun

DERETAN Kasus Hasnaeni 'Wanita Emas', Dari Mulai Membelot Dukung Ahok hingga Dugaan Korupsi 2,5 Triliun

DEMOCRAZY.ID - Sejak 6 tahun lalu ternyata Wanita Emas sudah ‘langganan’ masuk media dengan deretan kasus atau kontroversi. Mulai membelot dukung Ahok hingga kasus dugaan korupsi.


Penetapan menjadi tersangka oleh Kejagung seolah menjadi puncak deretan kasus atau kontroversi yang melingkupi Wanita Emas atau Hasnaeni Moein sejak sering tampil ke publik pada 2016 lalu.


Berikut deretan kontroversi yang melibatkan Wanita Emas sejak 2016 lalu.


1. Membelot Dukung Ahok


Wanita Emas merupakan pendukung Ahok di Pilgub DKI Jakarta 2017. Sementara Hasnaeni saat itu merupakan kader Demokrat yang mengusung AHY.


Hasnaeni Moein menyatakan dukungannya kepada pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Ahok dan Djarot, pada Pilkada DKI 2017.


Hasnaeni menyatakan dukungannya itu kepada Ahok di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/11/2016) siang.


“Yang jelas, kami mendukung calon gubernur yang bisa menyelesaikan persoalan-persoalan di DKI,” kata Hasnaeni di hadapan Ahok dan orang-orang yang hadir di Rumah Lembang itu saat itu.


“Hasnaeni itu di Pilkada Jakarta 2017 menjadi teman Ahok, pendukung Ahok garis keras. Padahal, Demokrat jelas-jelas mengusung AHY dan Silvi. Lalu, Juli 2018 Hasnaeni pindah ke PDIP,” tegas politisi Demokrat Herzaky Mahendra Putra saat dimintai tanggapan soal Wanita Emas pernah kader Demokrat, Jumat (23/9/2022).


2. Dilaporkan Dugaan Penipuan


Wanita emas pernah dilaporkan atas dugaan penipuan tender proyek jalan di Jayapura Papua pada 2016.


Namun, pengacara wanita emas, Jon Mathias, di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (15/4/2016) membantah semua tuduhan yang ditujukan ke kliennya.


Jon juga meminta agar kasus dugaan penipuan tersebut tidak dikaitkan dengan isu politik.


Jon saat itu juga membantah adanya transaksi keuangan antara Hasnaeni dan pelapor Abu Arief Hasibuan.


3. Reklame Disegel


Wanita emas pernah gencar memasang spanduk hingga reklame saat hendak maju dalam Pilgub DKI 2017. Reklame Wanita Emas disegel pada awal Mei 2016.


Salah satu papan reklame yang dia pasang disegel Pemprov DKI. Hasnaeni sendiri mengaku telah membayar pajak atas reklame itu seperti diutarakannya pada Sabtu (7/5/2016).


Menurut pengakuan Hasnaeni, papan reklame itu telah dipasang selama satu bulan. Kemudian dia mendapat kabar dari sekretarisnya bahwa orang pajak menelepon memberi tahu belum membayar pajak reklame.


Hasnaeni menyebut bahwa saat ia menyewa papan reklame sudah termasuk biaya pajak. Ia mengatakan bahwa seharusnya pemilik papan reklame itulah yang menyetorkannya ke kantor pajak.


4. Tersangka Dugaan Korupsi Rp2,5 Triliun


Kejagung menetapkan Hasnaeni Moein selaku Direktur Utama PT Misi Mulia Metrical sebagai tersangka dalam dugaan korupsi Rp2,5 triliun.


Kejagung juga menahan tersangka Mischa Hasnaeni Moein terkait kasus korupsi penyimpangan atau penyelewengan penggunaan dana PT Waskita Beton Precast.


Kejagung mengungkapkan total kerugian negara atas kasus tersebut sebesar Rp 2,5 triliun.


Hasnaeni disebut menawarkan proyek ke PT Waskita Beton Precast (WBP) dengan syarat Waskita membayar ke Hasnaeni yang merupakan Direktur Utama PT Misi Mulia Metrical (PT MMM).


Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana dalam keterangan persnya, Kamis (22/9/2022) menyebutkan, tersangka Hasnaeni selaku Direktur Utama PT MMM pada sekitar September 2019 bertemu dengan JS selaku Direktur PT WBP dan AW selaku Direktur Pemasaran PT WBP.


Pertemuan ini guna menawarkan pekerjaan terkait pembangunan jalan Tol Semarang-Demak senilai Rp 341.692.728.000 dengan syarat PT WBP menyetorkan sejumlah uang kepada PT MMM milik Hasnaeni atau Wanita Emas.


Demikian deretan kasus Wanita Emas sejak 2016 lalu yang dengan penetapan menjadi tersangka oleh Kejagung saat ini seolah menjadi puncak kontroversinya.  [Democrazy/pojoksatu]

Penulis blog