DEMOCRAZY.ID - Fakta baru diungkap oleh Bripka RR alias Ricky Rizal melalui penasihat hukumnya, Erman Umar terkait kasus pembunuhan Brigadir J.
Tersangka utama yakni Ferdy Sambo disebut sempat menyerahkan sejumlah uang kepada Ricky usai pembunuhan Brigadir J, tapi uang itu diminta lagi.
Usai pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo sembari menyerahkan sejumlah uang sempat mengatakan, uang itu diberikan lantaran Ricky telah menjaga istrinya, Putri Candrawathi.
Erman Umar selaku pengacara Bripka RR mengungkapkan hal itu berdasar berita acara pemeriksaan atau BAP milik Ricky.
"Pak Sambo menyampaikan bahwa ini ada uang, tetapi kalimatnya dalam BAP yang saya baca itu, karena kalian sudah menjaga Ibu (Putri)," ujar Erman di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (8/9/2022).
Kendati begitu, lanjut Erman, uang tersebut diambil kembali oleh Ferdy Sambo.
Ketika itu Ferdy Sambo berdalih menunggu perkembangan kasus kematian Brigadir J terlebih dahulu.
"Tapi sudah diambil lagi sama Pak Sambo karena seolah-olah untuk perkembangan kasusnya lihat nanti. Untuk SP3 atau apalah," katanya.
Hanya saja, dalam rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo menurut Erman tidak mengakui adanya upaya pemberian uang tersebut.
Seperti halnya Ferdy Sambo yang juga tidak mengakui dirinya turut menembak Brigadir J sebagaimana isi BAP Bharada E alias Richard Eliezer.
"Pak Sambo kan nggak ngakui. Waktu rekonstruksi seingat saya agak beda. Begitu juga pada saat kejadian itu dia mengakui tidak menembak," ujarnya.
Bripka Ricky Menangis Usai Istri Minta Bicara Jujur soal Kasus Brigadir J
Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR sempat akan mengajukan diri sebagai justice collabolator di kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J tapi batal.
Pengacara Bripka Ricky, Erman Umar menyebut Bripka Ricky sempat menangis usai istri dan adiknya memintanya untuk berbicara jujur mengenai kasus Brigadir J.
"Tapi sebelumnya, setelah istri dan adiknya menyampaikan terbuka bicara benar. Kalau kamu tidak bicara benar nama baik bapak kamu yang juga polisi (terkena imbas). Ingat anak kamu, bagaimanapun anak kamu akan melihat, mau apa pembunuh atau apa. Itu dia mulai nangis, mulai itu sudah terbuka," kata Erman di Mabes Polri, Kamis (8/9/2022).
Erman mengatakan, saat awal mula kasus ini mencuat, kliennya terbawa skenario yang dibuat Ferdy Sambo soal kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
"Yang pertama kan memang terbawa skenario (baku tembak Brigadir J dan Bharada E)," ujarnya.
Erman memastikan kliennya kini telah mencabut pernyataan tersebut dan membantah versi Ferdy Sambo.
Rangkaian peristiwa sebenarnya baru diungkapkan setelah tim penyidik mendatangkan keluarga Bripka RR dan meminta mantan ajudan Irjen Ferdy Sambo itu untuk mengatakan kejadian yang sebenarnya.
"Dia berbalik arah itu setelah mungkin Richard (Bharada E) buka dan dia juga didatangi adik kandung sama istri agar minta bicara benar," jelasnya.
RR Tolak Halus Perintah Ferdy Sambo untuk Tembak Yosua
Sebelumnya, Bripka RR juga mengaku sempat diminta Irjen Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir Yosua.
Mendengar perintah itu, Bripka RR menolak halus dengan mengatakan tak berani dan tak kuat mental.
Pertanyaan berani-tidak tembak Brigadir Yosua dilontarkan Ferdy Sambo di rumah dinas Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel).
Hal itu diungkapkan pengacara Erman Umar atas kesaksian kliennya, Bripka RR. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (8/7).
"Bapak FS bertanya 'berani tidak tembak Yosua?'. Kemudian saya jawab 'saya tidak berani, Pak. Karena saya tidak kuat mentalnya'," kata Erman menirukan pengakuan Bripka Ricky. [Democrazy]