DEMOCRAZY.ID - Wakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni menjawab isu lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau LGBT Ferdy Sambo saat menjadi tamu podcast Deddy Corbuzier.
Ahmad Sahroni adalah teman dekat Ferdy Sambo. Kedunya sering bersama saat Ferdy Sambo masih berpangkat Kompol.
Ia menyebut Ferdy Sambo adalah sosok yang sangat baik saat masih berpangkat Kompol.
Namun Ferdy Sambo berubah drastis sejak naik pangkat menjadi Brigjen atau jenderal bintang satu.
Deddy Corbuzier menanyakan isu LGBT Ferdy Sambo kepada Ahmad Sahroni selaku teman dekatnya.
Deddy Corbuzier menanyakan apakah benar motif pembunuhan Brigadir Joshua Hutabarat yang diotaki Ferdy Sambo terkait dengan LGBT.
“Apakah ini kasus LGBT, Pak?” tanya Deddy Corbuzier kepada Ahmad Sahroni.
Mendengar pertanyaan Deddy Corbuzier itu, Ahmad Sahroni langsung tertawa.
Ahmad Sahroni tidak memberikan jawaban secara gamblang, tapi ia seolah membenarkan.
“Ini kan, gini, ngomong LGBT secara alami di dunia manapun pasti ada. Tapi, kita harus melihat pokok perkara yang disajikan oleh yang bersangkutan sekarang,” jawab Sahroni.
“Yang saya tanya adalah ini motifnya apa? Oh, yang bersangkutan masih dalam motif pelecehan,” tambah Sahroni.
Sahroni menegaskan aturan hukum harus berlandaskan pada sebuah pengakuan.
Soal LGBT, Sahroni menyebut tidak ada yang bisa memastikan sebelum ada pengakuan dari yang bersangkutan.
“Kalau ngomong masalah LGBT kan ritual, kegiatan orang-orang itu pasti kan beda-beda. Nah, kita tidak bisa menafsirkan,” ucapnya.
Berdasarkan pengakuan, Ferdy Sambo menghabisi Brigadir Joshua karena melecehkan istrinya, Putri Candrawati.
“Atas pengakuan yang bersangkutan, dia (Brigadir Joshua) melakukan pelecehan,” jelas Sahroni.
Karena tidak ada pengakuan, maka LGBT Ferdy Sambo masih sebatas isu dan opini masyarakat.
“Narasi, opini masyarakat dengan asumsi sendiri,” kata Sahroni.
Deddy Corbuzier menimpali bahwa tidak mungkin juga seorang pelaku mengaku sebagai LGBT.
“Penjara penuh, Pak,” kata Ahmad Sahroni menanggapi pernyataan Deddy Corbuzier.
Deddy lantas bertanya apa alasan Ferdy Sambo membunuh Brigadir Joshua Hutabarat.
“Kenapa dibunuh ya kalau pelecehan?,” tanya Deddy.
“Lah, itu pertanyaan gua juga, ngapain lu bunuh pake tangan sendiri,” jawab Syahroni.
Deddy heran mengapa Ferdy Sambo membunuh Brigadir Joshua di rumah dinas, kenapa tidak di tempat lain agar lebih aman.
Keheranan serupa disampaikan Syahroni. Ia menyebut di institusi Polri maupun TNI, memukul anggota yang melakukan kesalahan adalah hal biasa. Tapi dia heran kenapa Joshua sampai dibunuh.
Sahroni menduga memang ada kelainan pada diri Ferdy Sambo. Namun dia tidak mengetahui kelainan apa.
“Digampar, ditendang itu aman. Cuma kenapa sampai mematikan orang? Sepertinya ada kelainan. Tapi kelainan apa? Gua belum bisa jawab tuh,” tandas Syahroni.
IPW Curiga Ferdy Sambo Narkoba
Sebelumnya, Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso mendesak Bareskrim Polri untuk melakukan tes urine Ferdy Sambo.
Menurut Sugeng Teguh Santoso, tes urine Ferdy Sambo penting untuk mengetahui apakah jenderal bintang dua itu menggunakan narkoba atau tidak.
Sugeng curiga Ferdy Sambo menggunakan narkoba sehingga kehilangan kesadaran, lalu membunuh Brigadir Joshua di rumah dinas Kadiv Propam Polri pada 8 Juli 2022.
Pengacara kondang ini tak habis pikir Ferdy Sambo nekat melakukan pembunuhan di rumah dinas.
Padahal, kata Sugeng, Ferdy Sambo seorang reserse yang sangat paham bahwa kasus pembunuhan akan diusut tuntas.
Apalagi pembunuhan dilakukan di rumah dinas Kadiv Propam.
“Kenapa tidak tes urine? Itu harus ditanyakan ke Timsus tuh. Masa seorang polisi Reserse, yang paham kasus pembunuhan itu akan diusut sampai ke mana pun,” jelas Sugeng saat jadi tamu podcast Hazairin Sitepu atau Bang HS, Graha Pena Bogor, Jumat malam, 19 Agustus 2022. [Democrazy/pojoksatu]