EKBIS

Tak Kuat Bayar Utang, Pelabuhan Utama Sri Lanka Jatuh ke Tangan China

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
Tak Kuat Bayar Utang, Pelabuhan Utama Sri Lanka Jatuh ke Tangan China

Tak Kuat Bayar Utang, Pelabuhan Utama Sri Lanka Jatuh ke Tangan China

DEMOCRAZY.ID - Krisis moneter dan inflasi gila-gilaan yang dialami Sri Lanka pada tahun 2022 bukanlah momentum tunggal yang tanpa pangkal. 


Negara itu memang sejak lama dianggap sudah salah urus terutama dengan menumpuknya utang Sri Lanka sejak masa pemerintahan Presiden Mahinda Rajapaksa. 


Utang dan korupsi menjadi dua faktor penting yang membuat ekonomi Sri Lanka kolaps dan membuat rakyatnya sengsara hingga harus turun ke jalan menggulingkan rezim Rajapaksa yang kini dipimpin oleh Presiden Gotabaya Rajapaksa. Dia lalu kabur ke Maladewa pada Selasa malam, 12 Juli 2022.


Salah satu cerita jebakan utang yang membuat Sri Lanka jelas terpuruk adalah jatuhnya Pelabuhan Hambantota ke tangan China pada tahun 2017 lalu. 


Padahal pelabuhan itu adalah pelabuhan laut dalam utama Sri Lanka yang diharapkan bisa membangkitkan ekonomi negara itu setidaknya hampir satu dekade lain.


Namun utang yang menumpuk termasuk dimulai dengan cerita 'utang investasi' dari China untuk membangun pelabuhan itu tak bisa dibayar Sri Lanka.


Sri Lanka pada masa Presiden Mahinda Rajapaksa disebut bak masuk dalam jebakan utang China sebagaimana diterakan dalam liputan investigasi NYT. 


Mahinda Rajapaksa untuk pelabuhan itu saja meminjam uang hingga US$1,2 miliar dengan iming-iming pembangunan pelabuhan demi memperbesarnya. 


Namun disebutkan pula kedekatan Mahinda dengan China memang kental apalagi pada saat kampanye periode keduanya disebutkan China membantu mengalirkan dana kampanye melalui para pembantu Mahinda.


Hingga tahun 2017 disebutkan utang Sri Lanka sebagaimana diberitakan Times of India sudah mencapai hingga US$7 miliar. 


Alih-alih Hambantota menjadi besar, pelabuhan itu akhirnya jatuh ke tangan China dengan penguasaan selama 99 tahun dimulai tahun 2017 silam.


Sementara para ahli dan negara tetangga seperti India menilai bahwa sebenarnya kepentingan China atas Pelabuhan Hambantota bukan sekadar ekonomi. 


Pelabuhan ini terletak di bagian selatan Sri Lanka dan berdekatan dengan wilayah India. Wilayah ini dianggap menjadi salah satu jalur sutra baru yang divisikan oleh Presiden China Xi Jinping tersebut. 


Belum lagi pelabuhan ini amat strategis untuk geopolitik serta keamanan dan pertahanan militer. Namun demikian China membantah hal tersebut.


Dilansir dari Hindustan Times, 26 Juni 2022, Pelabuhan Hambantota dikembangkan pembangunannya oleh China Harbor Engineering Company (CHEC) and the Sino Hydro Corporation, keduanya adalah perusahaan China. 


Padahal selama tahun 2016 dicatat bahwa BUMN pelabuhan Sri Lanka yaitu Sri Lanka Ports Authority (SLPA) mengalami kerugian hingga SLR46,7 miliar padahal utang terkait Hambantota sudah US$1,7 miliar.


Krisis Sri Lanka, 'Rajapaksa Telah Merampok Segalanya dari Rakyat'


Kondisi itu membuat pada Desember 2016, pemerintah Sri Lanka mengumumkan akan melakukan kerja sama komersial dengan perusahaan China yaitu China Merchants Port Holdings Company (CMPort) untuk mempercepat komersialisasi pelabuhan yang mulai digaungkan proyeknya tahun 2008 itu. 


Namun hal tersebut malah menambah banyak utang dan akhirnya disebut diakuisi oleh perusahan China.


Nahasnya meski diambil alih China dan sebagian kecil saham masih dimiliki Sri Lanka, kapal-kapal yang mengunjungi pelabuhan itu disebutkan jumlahnya sangat tidak memuaskan sehingga tak cukup memberikan pendapatan tambahan bagi Sri Lanka. 


Sekalipun pelabuhan itu jatuh ke tangan China namun Sri Lanka hingga kini masih tetap terlilit utang kepada China. 


Hal itu sempat dibahas di Parlemen Sri Lanka pada pertengahan tahun ini. [Democrazy/viva]

Penulis blog