HUKUM

DEBAT PANAS Saor Siagian vs Eric Paat Soal Bola Liar Kematian Brigadir Joshua

DEMOCRAZY.ID
Juli 31, 2022
0 Komentar
Beranda
HUKUM
DEBAT PANAS Saor Siagian vs Eric Paat Soal Bola Liar Kematian Brigadir Joshua

DEBAT PANAS Saor Siagian vs Eric Paat Soal Bola Liar Kematian Brigadir Joshua

DEMOCRAZY.ID - Debat panas terjadi antara dua advokat dari Advokasi untuk Hukum dan Keadilan (Tampak) Saor Siagian dengan Pergerakan Advokat (Perekat) Eric S Paat. 


Mereka berdua adu mulut terkait kematian Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.


Awal debat panas dipicu Eric yang mengomentari pernyataan Saor soal dugaan pelecehan seksual oleh Brigadir J terhadap istri Kadiv Propam non aktif Irjen Ferdy Sambo berinisial PC. 


Saat paparannya, Saor sempat menyebut tuduhan pelecehan seksuai itu seperti halusinasi dan sim salabim. 


Eric meminta agar Saor tak bicara atau mengomentari yang masih jadi ranah penyidik. 


Hal itu termasuk dugaan pelecehan seksual agar tak menjadi informasi bola liar yang dicerna masyarakat. 


"Jangan kita mengomentari sehingga menjadi bola liar ke sana kemari, Biarlah penyidik, percayakan kepada penyidik. Percayakan kepada Polri itu, tugas mereka," kata Eric dalam Indonesia Lawyers Club yang dikutip pada Minggu, 31 Juli 2022.


Menurut dia, beri masukan kepada Polri dalam kasus ini boleh. Tapi, jangan beri pernyataan spekulasi yang berujung bola liar. 


Dia menyinggung bola liar yang dimaksud seperti isu dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J dengan penyiksaan dari Magelang sampai Jakarta.


"Kenyataannya kan tidak. Dari berita-berita yang kita baca. Iya kan. Bukan itu peristiwa beritanya. Ini sudah jadi penghakiman yang ada  peristiwa pidana yang bengis dan kejam," ujar Eric.


Dia menyebut isu pembunuhan berencana yang dilempar ke publik akan membuat masyarakat dapat informasi yang belum tentu benar.


Saor pun memotong pembicaraan Eric. Dia menyebut omongan lawan bicaranya itu terlalu jauh.


Dia mengingatkan agar Eric bicara proporsional. Ia bilang fakta yang disampaikan dalam kasus Brigadir J adalah ada orang terbunuh. Saor menegaskan tak pernah bicara soal pembunuhan berencana.


"Saya tidak ngomong itu. Saya kira Anda harus proporsional. Fakta yang saya bilang adalah orang terbunuh," tutur Saor.


"Anda bisa komentari nggak, ada orang terbunuh?" tanya Saor ke Eric.


"Ya, betul," tutur Eric.


Menurut dia, omongan Eric tendensius dan penghakiman terhadapnya. Apalagi menudingnya bilang soal pembunuhan berencana.


Saor minta agar pernyataan Eric tidak tendensius dengan memberikan penghakiman terhadap argumennya.


Eric pun menanggapi Saor. Dia minta Saor sebagai seorang sarjana hukum sebaiknya menyampaikan secara runut.


"Kita ini orang sarjana hukum. Kita belajar peristiwa dulu," ujar Eric.


"Sebentar, yang mana yang tidak runut?" lanjut Saor.


"Anda kok tiba-tiba jadi hakim kepada saya," kata Saor.


Eric sempat menepis omongan Saor bahwa dirinya tak bermaksud menghakiminya. 


Tapi, Saor dengan nada keras menyebut Eric seolah masih menghakimi.


"Jangan kau menghakimi orang!" sebut Saor dengan jari menunjuk.


"Bukan menghakimi," tutur Eric.


"Kita itu orang hukum bicara fakta kemudian bukti," lanjut Eric. 


Saor mengatakan dalam argumennya mengatakan faktanya ada orang terbunuh.


"Apa yang kau bantah dengan itu?" tutur Saor.


Pun, Eric menanggapi bahwa dia setuju fakta peristiwa dengan mendorong terjadinya proses autopsi.


"Saya nggak larang melakukan autopsi. Anda harus memberikan pernyataan!" kata Saor memotong Eric.


"Ini nanti dulu. Ini kan giliran saya bicara. Saya tidak bantah saat saudara bicara," kata Eric.


Saor mengingatkan dengan keras agar sebaiknya Eric jangan tendensius menyampaikan bahwa dirinya bukan bicara fakta. 


"Mana Anda harus katakan itu bukan fakta," ujarnya.


Eric meminta agar Saor mendengar dulu pernyataannya. Sebagai sarjana hukum, dia bilang dirinya dan Saor mesti bicara fakta. 


Menurut dia, mesti bicara runut dalam peristiwa kasus ini. 


Ia menyinggung omongan Saor yang terkesan menyimpulkan bahwa tak mungkin bawahan berani berbuat pelecehan terhadap istri atasan.


"Saudara bicara itu pelecehan seksual segala macam itu mesti dibuktikan semua. memang harus dibuktikan. Saudara juga mengatakan bawahan tidak mungkin bawahan terhadap atasan," kata Eric.


Dia menyarankan agar Saor tak bicara dulu dengan mendahului proses penyelidikan. 


Apalagi jika Saor tak ada bukti untuk menepis dugaan pelecehan seksual tersebut.


"Jangan bicara dulu. Setelah nanti dilakukan penyelidikan. Benar atau tidak itu ada pelecehan. Itu kan masih berjalan," sebut Eric.


Saor menjawab maksud pernyataannya sebagai dorongan agar aparat polisi bereaksi cepat dalam kasus ini. Dia menepis kalau bicara kesimpulan.


"Tidak bisa Anda mengatakan itu," kata Eric.


Saor dengan nada keras meminta Eric agar tak usah menghakimi pendapatnya.


"Anda jangan bantah pernyataan saya. Berikan pendapat Anda yang tidak menghakimi saya," tutur Saor. 


"Lho, saya tidak menghakimi, beda pendapat di sini boleh," ujar Eric.


Perdebatan keduanya terhenti karena Saor mempersilakan Eric untuk melanjutkan paparan argumennya. [Democrazy/viva]

Penulis blog