EKBIS

Jokowi Murka: Uang Rakyat Dipakai Belanja Produk Impor, Bodoh Sekali Kita!

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
Jokowi Murka: Uang Rakyat Dipakai Belanja Produk Impor, Bodoh Sekali Kita!

Jokowi Murka: Uang Rakyat Dipakai Belanja Produk Impor, Bodoh Sekali Kita!

DEMOCRAZY.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) jengkel bahwa masih ada yang membeli produk impor dari uang anggaran pendapatan belanja negara (APBN) dan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). 


Hal ini disampaikan Jokowi dalam Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2022 di Istana Negara, Selasa (14/6/2022).


"Jangan sampai kami ini memiliki APBN 2.714 triliun, memiliki APBD Rp1,197 triliun, belinya produk impor. Seperti tadi yang disampaikan kepala BPKP, bukan produk dalam negeri, sedih," ujar Jokowi.


Jokowi miris lantaran uang yang dikumpulkan dari pajak pertambahan nilai (PPN) hingga pajak penghasilan, justru dibelikan produk impor. 


Lantaran sudah geram, Jokowi pun menyebut membeli produk impor adalah cara yang bodoh.


"Ini uang rakyat, uang yang dikumpulkan dari pajak baik PPN, PPh badan PPh perorangan, PPh karyawan, dari pihak ekspor dari PNPB dikumpulkan dengan cara yang tidak mudah, kemudian belanjanya, belanja produk impor, bodoh sekali kita, maaf kita ini pintar-pintar, tapi kalau caranya seperti itu bodoh sekali kita saya harus ngomong apa adanya," papar dia.


Jokowi kesal karena dengan membeli produk impor, yang mendapat nilai tambah, lapangan kerja justru negara lain, bukan negara sendiri.


"Ini APBN loh ini uang APBD loh belinya produk impor, nilai tambahnya yang dapat negara lain, lapangan kerja yang dapat orang lain, apa enggak bodoh kita ini," papar dia.


Mantan Gubernur DKI Jakarta pun menekankan belanja pemerintah yakni belanja pemerintah pusat dan belanja pemerintah daerah itu harus memiliki tiga hal yang penting.


Yakni menciptakan nilai tambah, jangan beli hanya beli, belanja hanya belanja harus menciptakan nilai tambah pada negara ini.


"Yang kedua, bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri, mentrigger, pertumbuhan ekonomi yang ketiga memang efisien." [Democrazy/suara]

Penulis blog