AGAMA HUKUM

Ade Armando Minta Pernikahan Beda Agama Dilegalkan, PA 212: Otak Taruh di Kepala Jangan di Dengkul!

DEMOCRAZY.ID
Juni 24, 2022
0 Komentar
Beranda
AGAMA
HUKUM
Ade Armando Minta Pernikahan Beda Agama Dilegalkan, PA 212: Otak Taruh di Kepala Jangan di Dengkul!

Ade Armando Minta Pernikahan Beda Agama Dilegalkan, PA 212: Otak Taruh di Kepala Jangan di Dengkul!

DEMOCRAZY.ID - PA 212 memberikan komentarnya mengenai pernyataan Ade Armando soal pernikahan beda agama. 


Slamet Maarif yang merupakan petinggi dari PA 212 mengatakan wacana yang diucapkan oleh Ade Armando terkait masalah pernikahan beda agama di Indonesia adalah hal yang menyimpang dari agama Islam. 


“Makin keliatan ga punya pegangan agama. Dia otak jadi Tuhannya, HAM jadi sesembahannya,” ujar Slamet Maarif, Jumat 24 Juni 2022.


Slamet Maarif juga menjelaskan bahwa MUI telah mengeluarkan Fatwa Nomor:4/MUNAS/VII/MUI/8/2005 Tentang Perkawinan Beda Agama. 


Menurut fatwa MUI tersebut pernikahan beda agama adalah haram dan tidak sah.


“Jadi membolehkan nikah muslim dengan di luar muslim adalah tafsir liberal. Fatwa MUI sudah jelas melarang nikah beda agama dan dianggap haram. Makanya jangan seenaknya,” tutur Slamet Maarif. 


Selanjutnya, Slamet Maarif menegaskan bahwa Indonesia adalah negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang berarti bahwa hukum Indonesia tidak boleh bertentangan dengan norma agama. 


“Jika kita tidak mau memakai norma agama ya Ade Armando suruh teriak jadikan Indonesia negara komunis dulu. Bang Ade otak taruh di kepala jangan di dengkul,” ungkap Slamet Maarif.


Sebagai informasi, Ade Armando selaku Ketua Pergerakan Indonesia Untuk Semua (PIS) memohon kepada Mahkamah Konstitusi untuk melakukan Judicial Review terhadap undang-undang perkawinan. 


Ade Armando bermaksud demikian karena dirinya ingin setiap orang bisa menikah dengan siapapun tanpa harus berpindah agama. 


“PIS percaya setiap warga berhak untuk menikahi siapapun yang dicintainya tanpa harus mengorbankan agama yang diyakininya. Melangsungkan pernikahan dan memeluk agama seharusnya bukanlah dua hal yang saling meniadakan satu dengan yang lain. Karena itu, aturan yang mencederai hak-hak yang dijamin dalam konstitusi tersebut, harus ditinjau ulang,” pungkas Ade Armando. [Democrazy/terkini]

Penulis blog