EKBIS

Pedagang Soal Jokowi Klaim Minyak Goreng Melimpah: Faktanya Belum Ada

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
Pedagang Soal Jokowi Klaim Minyak Goreng Melimpah: Faktanya Belum Ada

Pedagang Soal Jokowi Klaim Minyak Goreng Melimpah: Faktanya Belum Ada

DEMOCRAZY.ID - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) bersuara soal keputusan Jokowi membuka keran ekspor CPO dan minyak goreng mulai Senin (23/5) mendatang.


Mereka menilai kebijakan itu makin membuktikan menteri teknis memang tidak siap dalam memenuhi target penurunan harga minyak goreng Rp14 ribu yang diharapkan oleh Presiden Jokowi.


Karenanya, mereka kecewa terhadap Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi atas masalah itu.


"Presiden mengharapkan agar HET bisa terpenuhi di pasar tradisional dan barang melimpah tetapi faktanya belum ada, kami belum mendapati minyak goreng curah itu cukup melimpah di pasar tradisional," ungkap Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan melalui keterangan resmi, Kamis (19/5).


Ia mengatakan IKAPPI  menilai ekspor seharusnya memang tetap dibuka agar pendapatan negara juga tetap berjalan. 


Tetapi di sisi lain, kebutuhan dalam negeri harus terpenuhi.


Oleh karena itu, IKAPPI meminta kepada kementerian teknis untuk mencari formulasi yang tepat agar distribusi bisa berjalan dengan baik dan keberadaan minyak goreng melimpah di pasar.


"Jika melimpah di pasar diharapkan harga terus menurun, sampai detik ini harga masih di atas Rp17 ribu, di kisaran Rp18 ribu bahkan ada yang Rp19 ribu per liter," kata Reynaldi.


Sebelumnya, Jokowi memutuskan untuk membuka kembali keran ekspor CPO dan minyak goreng mulai Senin (23/5). 


Keputusan itu ia ambil setelah pemerintah merasa pasokan minyak goreng curah di tanah air mencukupi.


Mantan Wali Kota Solo itu mengatakan berdasarkan laporan dan informasi yang ia dapat langsung di lapangan, pasokan minyak goreng curah terus bertambah. 


Ia mengatakan kebutuhan minyak goreng curah nasional mencapai 194 ribu ton per bulan.


Sebelum larangan ekspor berlaku, pasokan minyak goreng curah 64,5 ribu ton per bulan. 


Setelah larangan ekspor berlaku, pasokan berhasil naik jadi 211 ribu ton per bulan.


"Itu sudah melebihi kebutuhan nasional kita," katanya.


Selain pasokan yang melimpah, Jokowi juga mengklaim larangan ekspor yang diberlakukannya berhasil menekan harga minyak goreng curah lagi. 


Ia menyebut sebelum larangan ekspor berlaku pada Kamis (28/4) lalu, rata-rata harga minyak goreng nasional adalah Rp19.800.


Tapi ia mengklaim setelah larangan ekspor berlaku harga minyak goreng curah berhasil turun jadi Rp17.200-17.600 per liter.


Meski demikian, nyatanya pencabutan larangan ekspor ini tetap dilakukan, padahal target pemerintah sendiri belum terpenuhi. 


Sebab, pada saat ekspor minyak goreng dilarang sejak 28 April lalu, pemerintah menyebut akan kembali membuka ekspor jika harga minyak goreng curah sudah menyentuh Rp14 ribu per liter.


Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto. 


Ia mengatakan pemerintah ingin memberlakukan larangan ekspor agar harga minyak goreng curah kembali ke kisaran Rp14 ribu per liter di pasar tradisional di seluruh Indonesia.


"Jangka waktu larangan ekspor sampai minyak goreng menyentuh target 14 ribu secara merata di seluruh Indonesia," kata Airlangga. [Democrazy/cnn]

Penulis blog