GLOBAL

Gawat! Sinyal Perang Dunia 3 Makin Dekat, Putin Ancam Nuklir NATO

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
GLOBAL
Gawat! Sinyal Perang Dunia 3 Makin Dekat, Putin Ancam Nuklir NATO

Gawat! Sinyal Perang Dunia 3 Makin Dekat, Putin Ancam Nuklir NATO

DEMOCRAZY.ID - Ketegangan Rusia dan negara-negara Barat semakin membuat Moskow panas. 


Hal ini diakibatkan langkah negara Barat di dalam aliansi pertahanan NATO yang terus memberikan persenjataan kepada Ukraina yang saat ini sedang dalam serangan Negeri Beruang Putih itu.


Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pihaknya dapat mengambil langkah untuk menyerang negara-negara anggota NATO itu yang salah satunya adalah Inggris.


"Apakah kita memahami dengan benar bahwa demi mengganggu logistik pasokan militer, Rusia dapat menyerang sasaran militer di wilayah negara-negara NATO yang memasok senjata ke rezim Kyiv?," ujarnya dikutip The Mirror, Sabtu (30/4/2022)


"Bagaimanapun, ini secara langsung menyebabkan kematian dan pertumpahan darah di wilayah Ukraina. Sejauh yang saya mengerti, Inggris adalah salah satu negara itu."


Presiden Rusia Vladimir Putin juga tampaknya mengisyaratkan kemungkinan serangan nuklir. 


Dalam sebuah sesi dengan parlemen Rabu lalu, Putin menyebut hal ini merupakan bentuk intervensi yang mengancam kedaulatan Rusia.


"Mereka pasti tahu bahwa respons kita terhadap serangan balasan akan secepat kilat. Cepat," tegasnya.


"Kami memiliki semua senjata yang kami butuhkan untuk ini. Tidak ada orang lain yang bisa membual tentang senjata ini, dan kami tidak akan membual tentang mereka. Tapi kami akan menggunakannya."


Moskow sendiri terus mengecam manuver negara-negara Barat ini. 


Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bantuan ini berpotensi memperpanjang dan memperluas konflik hingga ke skala terbesar.


"Risiko Perang Dunia III sangat serius. Itu nyata, Anda tidak bisa meremehkannya," ujarnya sebagaimana dituliskan Straits Times.


Rusia memulai serangan yang disebutnya 'operasi militer' di Ukraina pada 24 Februari lalu. 


Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan adanya operasi ini dilakukan untuk membebaskan masyarakat komunitas Rusia di wilayah itu dari kelompok ultranasionalis yang dibeking Kyiv serta memaksa Ukraina untuk tidak bergabung ke NATO. [Democrazy/cnbc]

Penulis blog