POLITIK

Debat Fahri Hamzah vs Tsamara Amany Soal Masa Depan Rusak di PSI

DEMOCRAZY.ID
April 20, 2022
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Debat Fahri Hamzah vs Tsamara Amany Soal Masa Depan Rusak di PSI

Debat Fahri Hamzah vs Tsamara Amany Soal Masa Depan Rusak di PSI

DEMOCRAZY.ID - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah berdebat dengan Tsamara Amany soal masa depan rusak di Partai Solidaritas Indonesia (PSI). 


Perdebatan itu dipicu oleh Fahri Hamzah yang mengomentari pengunduran diri Tsamara.


Untuk diketahui, Tsamara telah menyatakan diri keluar dari PSI. 


Tsamara berterima kasih dari hati yang terdalam karena telah mendapat banyak kesempatan dari PSI.


"Selama 5 tahun mengabdi di PSI sebagai ketua DPP per hari ini 18 April 2022 saya memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai pengurus dan kader PSI," katanya.


Tsamara memastikan dirinya keluar dari PSI karena hendak fokus menyuarakan isu perempuan. 


Meski begitu, dia memastikan keputusan keluar ini bukan berarti hendak merendahkan peran PSI terkait isu perempuan.


"Untuk saat ini saya ingin fokus mengabdi untuk Indonesia melalui cara cara lainnya, salah satunya dengan fokus menyuarakan isu perempuan dan mengabdi untuk kepentingan perempuan," jelasnya.


"Ini bukan berarti saya merendahkan peran atau efektivitas partai PSI dalam membawa perubahan, saya tetap percaya sebagaimana saat dulu saya bergabung PSI, politik dan partai adalah salah satu jalan paling masuk akal membawa perubahan dalam skala besar. Hanya saja, saya membutuhkan eksplorasi baru di luar ranah politik, setidaknya untuk saat ini," lanjut dia.


Fahri Hamzah Sebut Masa Depan Tsamara Bakal Rusak di PSI


Fahri Hamzah mendukung keputusan Tsamara Amany. Dia menilai keputusan Tsamara tepat.


"Dia masih muda, terlalu banyak spekulasi di PSI yang bisa merusak masa depannya. Jadi keputusannya sangat tepat," ujar Fahri saat dihubungi, Senin (18/4/2022).


Fahri menyarankan Tsamara untuk lebih dulu memperkuat akademik. 


Selanjutnya Tsamara, menurut Fahri bisa keluar membicarakan keadaan sebagai seorang aktivis dan politisi.


"Perkuat basis Akademi terlebih dahulu. Setelah itu barulah keluar menjuru bicarai keadaan sebagai aktivis dan politisi. Suami beliau juga seorang akademisi di Amerika," tuturnya.


Tidak hanya itu, Fahri juga menyebut PSI bukan merupakan partai yang dibuat untuk jangka panjang. 


Sehingga menurutnya sulit untuk menitipkan idealisme pada PSI.


"PSI memang bukan partai perjuangan yang dibuat untuk jangka panjang. Mereka dibuat hanya untuk kepentingan jangka pendek. Sulit menitipkan idealisme pada PSI," imbuhnya. [Democrazy/detik]

Penulis blog