POLITIK

Curhat Puan: Saya Dulu Merasa Kesepian Gegara Sering Ditinggal Bu Mega Kampanye, Jadi Bete

DEMOCRAZY.ID
April 10, 2022
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Curhat Puan: Saya Dulu Merasa Kesepian Gegara Sering Ditinggal Bu Mega Kampanye, Jadi Bete

Curhat Puan: Saya Dulu Merasa Kesepian Gegara Sering Ditinggal Bu Mega Kampanye, Jadi Bete dan Badmood Gitu

DEMOCRAZY.ID - Ketua DPR RI, Puan Maharani curhat sempat bete saat ditinggal ibunya, Megawati Soekarnoputri untuk kampanye. 


Kala itu, sang ibu bekerja sebagai vote getter (orang yang berusaha memikat hati pemilih) sehingga ia seringkali kesepian.


Pengakuan Puan ini terungkap dalam wawancara yang diunggah di akun YouTube Narasi Newsroom. 


Ia bercerita momen itu terjadi saat dirinya masih sangat muda.


Puan menceritakan, ia anak bungsu dan perempuan satu-satunya di rumah. 


Alhasil, ia selalu ditinggalkan di rumah oleh Megawati. Hal ini membuat dirinya merasa badmood.


"Tahun 87 kan saya masih muda banget, saya sering ditinggal karena ibu Mega waktu itu sibuk banget jadi vote getter. Saya anak perempuan satu-satunya, terus bungsu, jadi pasti bete, badmood," jelas Puan seperti dikutip dari wawancara Narasi, Minggu (10/4/2022).


Karena kerap kesepian, Puan sering mengikut kakak-kakak lelakinya dalam bermain. Mereka biasanya bermain basket bersama. 


Karena saudaranya selalu bermain dengan bagus, Puan mengakui kerap tidak diizinkan bermain.


"Nah saya ikutin aja kakak saya yang laki-laki semua. Kalo mereka main basket ya ikut. Mereka tinggi-tinggi mainnya bagus, tapi gapapa, daripada saya bete," aku Puan.


Namun, ia tetap memaksa bermain dengan mengambil bola basket kakaknya. 


Hal itu terpasa dilakukannya agar tidak bete ditinggal sendirian.


"Kalo mereka nggak bolehin, saya ambil bolanya, trus ancam nggak bakal dibalikin. Dari situ kakak saya ngizinin main," lanjutnya.


Puan mengatakan masa kecilnya penuh kenangan. Saat di rumah, tidak ada satu pun anggota keluarganya yang membahas politik.


Namun, ia menjadi paham karena sering ikut ayah dan ibunya kampanye, yang mana membuatnya bertemu dengan para tokoh politik lain.


Ia merasa bangga kala sang ibu, Megawati disoraki, disambut dengan hangat, bahkan diberi tepuk tangan oleh orang-orang. 


Puan diceritakan bahwa kebanggaan itu juga perlu diberikan kepada Soekarno, yang mana masih banyak memiliki pengikut.


Di sisi lain, Puan juga menjawab terkait kehidupannya di masa krisis politik di tahun 1980-an.


Sebagai anak kecil, ia mengaku hanya bisa santai dan tidak memikirkan apapun. 


Ia tidak pernah merasa terintimidasi dan bisa hidup sebagai anak kecil yang normal. 


Namun, Puan juga tahu jika orang tuanya berjuang dengan ruang gerak yang tak sebebas saat ini.


Meski keluarganya bisa dibilang terkena dampak, ayah dan ibunya justru mengatakan bahwa mereka tidak pernah merasa tertekan. Untuk itu, Puan dapat hidup santai.


Kemudian, Puan curhat bahwa dirinya sendiri bahkan tidak mengenal Soekarno secara langsung karena sang kakek sudah meninggal saat ia lahir. 


Untuk itu, jika ditanya terkait ideologi yang disampaikan Bung Karno, dimana ada hubungannya dengan perjalanan PDIP, Puan mengaku berat karena tidak paham.


"Jadi, yang saya tahu hanya Bung Karno itu merupakan sosok yang sangat cinta Tanah Air," kata Puan. [Democrazy/suara]

Penulis blog