POLITIK

Air Mata Puan Saat Sahkan RUU TPKS Dinilai Gimik Demi 2024

DEMOCRAZY.ID
April 13, 2022
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Air Mata Puan Saat Sahkan RUU TPKS Dinilai Gimik Demi 2024

Air Mata Puan Saat Sahkan RUU TPKS Dinilai Gimik Demi 2024

DEMOCRAZY.ID - Ketua DPR RI Puan Maharani menitikan air mata saat mengesahkan rancangan Undang-udang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS). 


Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai kesedihan Puan serba multi tafsir.


"Membaca mimik dan gestur politik politisi sangat pelik. Tak bisa hitam putih lalu monoton. Karena tergantung konteks dan kebutuhan. Seperti kesedihan Puan dalam pengesaran RUU TPKS serba multitafsir," kata Adi Prayitno, Selasa (12/4/2022).


Adi Prayitno menyebut sebagian pihak kesedihan Puan betul terjadi lantaran pembahasan yang begitu lama diiringi oleh kontroversi. 


Selain itu, RUU TPKS tersebut, kata dia, melindungi kaum perempuan termasuk Puan.


"Jadi Puan perlu menunjukkan sikap harunya ke publik tentu untuk dapatkan simpati. Sebagai sosok yang dinilai potensial maju di 2024 tentu Puan menghitung betul dari setiap tindakan politiknya. Ada kesan Puan kali ini ingin tunjukkan originalitasnya sebagai pemimpin yang memperjuangkan nasib rakyat," ucapnya.


Meski begitu, dia menilai wajar juga ketika sebagian publik juga menilai tetesan air mata Puan hanya formalitas semata. 


Menurutnya itu juga kembali ke sudut pandang masing-masing.


"Tapi publik tak bisa nutup mata juga, ada sebagian yang lain menilai tetas air mata Puan sebatas formalitas karena waktu kenaikan BBM zaman sebagai Puan melakukan hal serupa tapi tak terjadi di zaman sekarang. Semua tergantung sudut pandang dan cara melihatnya," ujarnya.


Selain itu, dia menyebut setiap momen pengesahan UU sudah pasti dramatis. 


Karena itu wajar ketika tetesan air mata Puan dinilai mendramatisir.


"Setiap pengesahan UU pasti sangat dramatis. Apalagi berlangsung lama dan penuh kontroversi. Cuma Puan sepertinya tak bisa menahan rasa harunya dengan tetesan air mata. Jadi publik menuding mendramatisir," tuturnya. [Democrazy/detik]

Penulis blog