DEMOCRAZY.ID
DEMOCRAZY.ID - Kemarahan Presiden Joko Widodo kepada para pembantunya yang kerap belanja impor, merupakan sebuah sinyal akan dilakukannya reshuffle kabinet.
Pangkalnya, Jokowi sebelum merombak kabinet, sering memakai sinyal tertentu yang dilontarkan ke publik.
“Kemarahan Jokowi kepada para menterinya ketika memberikan pengarahan terhadap para pembantunya dan kepala daerah di Bali, dapat dimaknai sebagai sinyal akan dilakukan reshuffle terhadap para pembantunya dalam waktu dekat,” kata Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMaS, saat dihubungi, Senin (28/3/2022).
Kemarahan Jokowi sebelumnya diluapkan saat pembukaan acara Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, beberapa waktu lalu.
Fernando menganalisa, jika memaknai sinyal yang diberikan oleh Presiden Jokowi, kemungkinan reshuffle akan dilakukan pada awal April 2022.
Bagi Fernando, seharusnya sejak beberapa waktu lalu, dibutuhkan reshuffle kabinet.
Karena ada beberapa menteri yang tidak memperlihatkan kinerjanya dengan baik bahkan nihil prestasi sehingga mempengaruhi kinerja pemerintahan Jokowi.
“Beberapa menteri yang disebut Jokowi memang layak dicopot dari posisi menteri seperti Budi Gunadi Sadikin, Syahrul Yasin Limpo, dan Nadiem Makarim, karena belum berhasil menorehkan prestasi sejak dilantik sebagai Menteri,” dukungnya.
Apalagi, lanjut dia, yang menjadi sorotan Presiden ketika memarahi para pembantunya akibat tidak mengutamakan memakai produk dalam negeri, sudah memang harus dicopot. Karena tidak menghargai produk dalam negeri.
Fernando menduga, selain nama-nama menteri yang disebut Jokowi ketika meluapkan kemarahannya atas barang-barang impor, beberapa nama menteri lainnya juga kemungkinan akan direshuffle.
Seperti Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil, Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
“Presiden sangat membutuhkan para menteri yang dapat menjalankan visi, misi Presiden Jokowi untuk mensukseskan periode keduanya,” tukasnya. [Democrazy/rep]
