POLITIK

Susah Payah Pasang Banyak Baliho, Elektabilitas Airlangga Malah Disalip Rekan Partai Sendiri

DEMOCRAZY.ID
Januari 11, 2022
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Susah Payah Pasang Banyak Baliho, Elektabilitas Airlangga Malah Disalip Rekan Partai Sendiri

Susah Payah Pasang Banyak Baliho, Elektabilitas Airlangga Malah Disalip Rekan Partai Sendiri

DEMOCRAZY.ID - Hasil survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan, elektabilitas politikus Golkar Dedi Mulyadi mengalahkan Ketua Umumnya Airlangga Hartarto.


Dalam 'Top Of Mind Pilihan Presiden' dengan pertanyaan siapa yang dipilih oleh masyarakat menjadi Presiden RI jika Pilpres digelar hari ini, nama Dedi Mulyadi menempati urutan ke-9 dengan persentase 1.0 persen. 


Sementara Airlangga Hartarto berada di posisi ke-29 dengan persentase dipilih responden sebesar 0,1 persen.


Menanggapi hasil survei tersebut, politikus senior Partai Golkar Melchias Markus Mekeng menilai, Dedi Mulyadi elektabilitas moncer karena intens melakukan publikasi di media sosial.


Selain itu, mantan Bupati Purwakarta itu juga aktif turun langsung menjumpai masyarakat, untuk melihat fenomena-fenomena yang ada di masyarakat. Sehingga, tidak ada sekat antara masyarakat dengan Dedi Mulyadi.


"Masyarakat senang dengan gaya yang dilakoni oleh Dedi Mulyadi dengan merangkul masyarakat, menyelesaikan masalah masyarakat. Tidak ada jarak antara dia dan masyarakat siapa pun itu sampai itu sampai di lapis bawah," ujar Mekeng kepada wartawan, Senin (10/1).


Gaya Dedi Mulyadi, dinilai Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Golkar ini, mirip seperti Joko Widodo (Jokowi) saat hendak menjadi calon Presiden RI pada 2014.


"Jadi ini yang sebetulnya diinginkan oleh masyarakat yakni pemimpin seperti Pak Jokowi muncul. Waktu 2014 kan modelnya seperti itu. Nah, Dedi Mulyadi juga modelnya seperti itu," tuturnya.


Di sisi lain, Mekeng menyebut, ini peringatan dini bagi Airlangga Hartarto yang sudah dipastikan akan diusung partai beringin sebagai capres 2024. 


Dia menyarankan Airlangga berbenah diri untuk menaikkan elektabilitasnya. 


Mekeng mengingatkan, Indikator Politik Indonesia adalah lembaga yang kredibel dan tidak bisa dibayar hanya karena pesanan tertentu.


'Jadi orang-orang di bawahnya Dedi nggak boleh kebakaran jenggot karena ini realita. Kalau ada yang ingin jadi pemimpin dan masih di bawah, ya berubahlah gayanya, supaya bisa nguber menjadi yang di atas. Semuanya, termasuk Pak Airlangga. Karena ini fakta," bebernya.


Mekeng menyarankan Airlangga agar lebih sering turun ke lapangan dan menyapa masyarakat. 


Dengan begitu masyarakat akan mengetahui dan simpati, sehingga elektabilitas Airlangga bisa ikut terangkat.


"Kalau kader tentunya akan melakukan sosialisasi. Tapi yang bersangkutan juga harus sosialisasi, harus turun ke rakyat, harus menyapa rakyat. Kalau mau jadi presiden harus capek, nggak bisa hanya main di media sosial. Nggak semua rakyat yang di bawah, misalnya petani, tahu. Ya harus turun," saran Mekeng.


Untuk diketahui, hasil ini diperoleh Indikator Politik Indonesia dari survei yang dilakukan terhadap masyarakat berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dengan metode multistage random sampling pada 6-11 Desember 2021.


Survei melibatkan sebanyak 2020 responden, dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.220 orang yang tersebar proporsional di 34 provinsi serta dilakukan penambahan sebanyak 800 responden di Jawa Timur Ukuran sampel basis 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. [Democrazy/rm]

Penulis blog