EKBIS

Proyek Kereta Cepat JKT-BDG Datangkan 17 Ahli dari China, Luhut: Supaya Bisa Capai Target

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
Proyek Kereta Cepat JKT-BDG Datangkan 17 Ahli dari China, Luhut: Supaya Bisa Capai Target

Proyek Kereta Cepat JKT-BDG Datangkan 17 Ahli dari China, Luhut: Supaya Bisa Capai Target

DEMOCRAZY.ID - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi lokasi pengerjaan konstruksi Tunnel 2 Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada Rabu (12/1). 


Dalam kesempatan itu, Luhut membeberkan sejumlah tantangan teknis yang dihadapi dalam proyek KCJB.


Bahkan menurut Luhut, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sampai mendatangkan 17 ahli penggalian atau grouting dari China.


"Di mana mereka nanti akan dibantu oleh 17 ahli grouting dari Tiongkok sehingga pekerjaan ini ditargetkan bisa rampung pada akhir April 2022 yang sekaligus menggenapkan 13 terowongan lainnya dengan total panjang keseluruhan 16.662 meter. Seluruh rangkaian pekerjaan ini telah mencakup 72,5 persen dari progress keseluruhan project," kata Luhut seperti dikutip dari akun Instagramnya, Kamis (13/1).


Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi menjelaskan, Tunnel 2 ini memang memiliki tantangannya tersendiri. 


Tunnel 2 memiliki tantangan geografis yang tinggi, karena lokasinya berada di area clay shale atau mirip seperti tanah lempung.


Dikatakan Dwiyana, area clay shale merupakan jenis tanah dengan karakteristik yang mudah lapuk apabila terekspos saat penggalian berlangsung. 


Mengingat kondisi tanah yang memiliki potensi menimbulkan pergerakan konstruksi timbunan maupun konstruksi jalan yang terdapat di atasnya, sehingga proses pembangunan tunnel harus dilakukan dengan berhati-hati dan saksama.


“Tunnel 2 memang salah satu titik tersulit. Lokasinya berada di area clay shale yang karakteristik tanahnya mudah lapuk apabila terekspos saat penggalian berlangsung. Untuk itu, diperlukan kehati-hatian dalam pengerjaannya dan tidak bisa dilakukan secara terburu-buru,” terang Dwiyana dalam keterangan resmi.


Dalam penanganan Tunnel 2 tersebutlah terjadi transfer teknologi antara tenaga ahli tunnel dan grouting dari China dengan tenaga ahli lokal, yakni dari ITB. 


Menurutnya, para tenaga ahli dari China ataupun ITB itu berkolaborasi untuk menangani tantangan geografis di Tunnel 2.


Melalui adanya kolaborasi tersebut, diharapkan terjadi transfer knowledge dalam bidang konstruksi terowongan sekaligus untuk dalam mengatasi kendala dalam proses konstruksi di Tunnel 2.


“Para ahli dari Tiongkok dan ITB tersebut akan dimaksimalkan untuk transfer knowledge kepada seluruh pekerja KCJB di titik konstruksi tersebut,” jelasnya.


Selain itu, kata Dwiyana, tenaga ahli berpengalaman tersebut didatangkan untuk membantu bagian permukaan terowongan. 


Mereka dinilai menguasai metode grouting yang selama ini dipakai untuk mengerjakan beberapa proyek terowongan KCJB.


“Kami akui bahwa dalam pengerjaan Tunnel 2 yang berada di area clay shale membutuhkan penanganan khusus. Karena pengerjaan Tunnel 2 KCJB menggunakan metode grouting, kami mengumpulkan para ahli tunnel yang menguasai grouting dari Tiongkok dan dari ITB untuk membantu memperkuat surface tunnel atau permukaan terowongan,” jelas Dwiyana.


Pihak KCIC juga memastikan bahwa kolaborasi yang terjadi membuat tantangan geografis di Tunnel 2 bisa diatasi. 


Saat ini, proses pengerjaan berangsur membaik dan pengerjaan bisa mencapai 1,2 meter hingga 3 meter per hari.


“Kami berupaya optimal agar pembangunan Tunnel 2 ini berjalan lancar, memiliki kualitas baik, aman serta dapat selesai sesuai dengan target yang direncanakan,” lanjut Dwiyana.


Dalam laporan hingga Desember 2021, pengerjaan tunnel sepanjang 1.052 meter ini sudah mencapai 67 persen. 


Dengan sisa pengerjaan yang masih ada, transfer knowledge dari keterlibatan para ahli tunnel tersebut diharapkan dapat membantu upaya percepatan pembangunan KCJB yang progres konstruksi keseluruhannya sudah mencapai 79 persen, serta membantu selsainya Tunnel 2 sesuai dengan standar konstruksi Kereta Cepat.


Dwiyana menyebut, transfer knowledge dalam proyek KCJB memang suatu hal yang dibutuhkan. 


Tak hanya untuk mengatasi kendala di Tunnel 2, transfer knowledge juga sudah dilakukan di banyak bagian dalam proyek KCJB.


“Kami memang mengedepankan adanya transfer knowledge selama pengerjaan KCIC ini. Selain untuk mengatasi kendala di Tunnel 2, upaya untuk memaksimalkan adanya transfer knowledge juga dilakukan di banyak bagian dalam proyek KCJB," Dwiyana menjelaskan.


"Bagi Kami, Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendorong kemajuan dunia konstruksi dan perkeretaapian di Indonesia, sejak proses pembangunannya.” tambahnya. [Democrazy/kmpr]

Penulis blog