AGAMA POLITIK

Gandeng Sejumlah Politisi di Kepengurusan PBNU, Apa Sebenarnya Tujuan Gus Yahya?

DEMOCRAZY.ID
Januari 12, 2022
0 Komentar
Beranda
AGAMA
POLITIK
Gandeng Sejumlah Politisi di Kepengurusan PBNU, Apa Sebenarnya Tujuan Gus Yahya?

Gandeng Sejumlah Politisi di Kepengurusan PBNU, Apa Sebenarnya Tujuan Gus Yahya?

DEMOCRAZY.ID - Kepengurusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) hari ini diumumkan secara resmi oleh Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf. 


Menariknya, dua posisi inti di PBNU, yakni Sekretaris Jenderal (Sekjen) dan Bendahara Umum (Bendum) diemban oleh orang-orang yang notabenenya adalah kader partai.


Pendiri lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio melihat Yahya Staquf ingin membuat jarak NU dengan kepentingan umat dan politik sama. Hendri pun mengaku tertarik.


"Yang pertama adalah Kiai Staquf menyamakan atau kepentingan politik buat NU itu harus berjarak sama satu sama lain. Jadi semua kelompok dengan NU itu punya kepentingan yang sama dan dipandang sama oleh PBNU. Itu menarik," kata Hendri kepada wartawan, Rabu (12/1/2022).


"Kedua, tampaknya Kiai Staquf mencoba membawa NU untuk berjarak dengan kepentingan politik, walaupun tadi yang pertama kan kepentingan politiknya. Kalaupun harus bersinggungan, itu sama satu sama lain antarkelompok," imbuhnya.


Hendri memandang Yahya Staquf ingin PBNU berjarak dengan kepentingan politik, tapi tetap menghormati. 


Caranya, menurut Hendri, dengan memberikan tempat kepada para politisi dalam kepengurusan PBNU, seperti Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Mardani H Maming, hingga Khofifah Indar Parawansa.


"Jadi kelihatannya, PBNU di bawah Kiai Staquf ini tetap akan menghormati kepentingan politik, tetapi tidak ingin masuk terlalu dalam, makanya tetap dijaga tokoh politik hadir di dalam kepengurusan PBNU," terang Hendri.


Lebih lanjut Hendri menyoroti masuknya Gus Ipul di kepengurusan PBNU era Yahya Staquf. 


Terlebih, jabatan yang diberikan ke Gus Ipul bukan 'kaleng-kaleng'.


"Dipilihnya Gus Ipul juga, sebagai Sekjen, itu juga saya agak mengejutkan. Walaupun, kemungkinan besar, salah satu pertimbangan yang dimiliki oleh Kiai Staquf menunjuk Sekjen itu karena kemampuan beliau (Gus Ipul) dalam berorganisasi," sebut pengamat politik yang kerap disapa Hensat itu.


"Terus kemudian bagaimana terakhir-akhir Gus Ipul melihat NU dengan kacamata berbeda, yang mengatakan bahwa NU tidak sedang baik-baik saja," sambung dia.


Hensat menduga Gus Yahya Staquf ingin memberikan kesempatan kepada Gus Ipul untuk membesarkan NU. 


Begitu pula tujuan Gus Yahya terkait keberadaan Mardani hingga Khofifah. 


Hensat menduga keberadaan para politisi dalam kepengurusan PBNU adalah bukti bahwa NU era Gus Yahya ingin membuat jarak kepentingan agama dengan politik sama.


"Jadi memang masih membingungkan, isinya banyak dari partai politik ternyata. Mungkin itu memiliki jarak yang sama dengan kepentingan politik. Jadi banyak kader partai yang masuk," pungkasnya. [Democrazy/dtk]

Penulis blog