DEMOCRAZY.ID - 5 anggota DPR yang merupakan anggota Pansus RUU Ibu Kota Negara (RUU IKN) melakukan kunjungan kerja ke Kazakhstan. DPR mendampingi Bappenas dalam rangka studi banding terkait rencana pemindahan ibu kota negara.
Anggota Pansus IKN Fraksi PKS Suryadi Jaya Purnama tak setuju dengan kunjungan ini.
Ia menilai tak ada urgensi melakukan kunjungan kerja ke Kazakhstan di tengah ancaman varian Omicron.
"Saya secara pribadi tidak setuju kunjungan ke sana. Sebetulnya kita berharap Pansus bisa mengikuti kebijakan untuk tidak ke luar negeri menghindari penularan Omicron," kata Suryadi saat dihubungi, Selasa (4/1).
"Tapi sepertinya Pansus IKN terlalu terburu-buru dalam pembahasan sehingga terkesan 'kejar tayang'," lanjutnya.
Suryadi memastikan tak ikut dalam kunjungan tersebut. Ia menambahkan, keputusan kunker ke Kazakhstan saat ini merupakan keputusan pimpinan Pansus.
"Saya tidak ikut. Belum tahu juga siapa saja yang jadi berangkat. [Berangkat ke Kazakhstan] keputusan pimpinan bagian dari jadwal. Kalau lokasi ditentukan oleh pimpinan Pansus bersama anggota," terang dia.
Di sisi lain, Suryadi juga tak tahu siapa yang akan ditemui dan dipelajari anggota Pansus IKN di Kazakhstan.
Begitu pula alasan pemilihan Kazakhstan untuk studi banding terkait IKN baru.
"Karena saya tidak setuju, jadi saya tidak tahu apa tujuan ke sana dan siapa yang ditemui," tandas dia.
Sebelumnya, kunjungan 5 anggota Pansus RUU IKN dikonfirmasi oleh Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad.
Tetapi, ia mengaku tak tahu kapan dan berapa lama anggota Pansus pergi ke Kazakhstan.
Menurut Dasco, kunker ini tidak menyalahi aturan karena menjadi tugas negara penting.
Terlebih, Badan Musyawarah DPR menetapkan kunjungan ke luar negeri boleh dilakukan anggota DPR jika terkait tugas negara.
“DPR dalam hal ini mendampingi bersama Bappenas, berangkat untuk studi ke daerah Kazakhstan, yang pernah juga pindah ibu kota,” kata Dasco kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senin (3/1).
“Berapa lamanya? Mungkin tidak lama itu. Saya tidak tahu tanggalnya, yang atur bagian Pansus. Tetapi kalau disampaikan berangkat, ya, benar berangkat,” tambah dia. [Democrazy/kmpr]