DEMOCRAZY.ID - Ekonom Senior Faisal Basri buka-bukaan soal keganjilan pembangunan ibu kota negara (IKN) baru di Kalimantan Timur.
Keganjilan terjadi karena adanya konflik kepentingan lewat pembangunan pabrik semen hingga pengadaan air ibu kota baru.
Keganjilan yang pertama adalah pembangunan pabrik semen baru di Kalimantan Timur yang dilakukan secara tiba-tiba.
Menurutnya pabrik itu akan dibangun oleh China, pembangunan pabrik yang berdekatan dengan ibu kota baru bagaikan memberikan kesempatan kepada China untuk menyuplai semen ke ibu kota baru.
Padahal, di sisi lain industri semen dalam negeri dalam kondisi kelebihan pasokan. Harusnya ibu kota baru menyerap pasokan semen yang surplus di dalam negeri.
"Padahal, pabrik semen di kita sekarang kelebihan kapasitas, hanya terpakai 60% jadi harusnya ibu kota baru itu mampu menyerap semen-semen, dan pabrik semen yang udah ada. Kenapa diizinkan pabrik semen baru Hongshi Group itu, dari China lagi," katanya dalam acara bertajuk 'Adu Perspektif', Rabu (26/1/2022).
Kedua, dari informasi yang dia terima, pengadaan air di ibu kota baru dilakukan oleh perusahaan Hasjim Djojohadikusumo.
Tokoh tersebut adalah adik dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
"Pengadaan logistik untuk pembangunan ibu kota lewat dua pelabuhan yang dimiliki oleh Sukanto Tanoto dan Hasjim Djojohadikusumo juga," tambah Faisal.
Keganjilan yang ketiga adalah pengembangan kawasan industri di Kalimantan Utara yang dinilai bakal menjadi penopang ibu kota baru.
Faisal mengatakan rencananya Kalimantan Utara akan dikembangkan menjadi green city.
Nah mayoritas pembangunan green city itu menurut Faisal akan dibiayai dari investasi China. Lagi-lagi China ikut terlibat. [Democrazy/dtk]