DEMOCRAZY.ID
DEMOCRAZY.ID - Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, menceritakan perjalan Partai Golkar dalam memutuskan pengusungan Airlangga Hartarto sebagai capres dalam Pemilu 2024 mendatang.
Doli mengatakan, usulan pencalonan Airlangga sebagai capres di Pemilu 2024 datang dari kader-kader Partai Golkar saat musyawarah nasional (munas) pada 2019 silam.
"Jadi munas yang pertama kali membicarakan pencapresan itu tahun 2019," kata Doli saat menjadi narasumber dalam rilis survei Lembaga Politika Research and Consulting (PRC) secara daring, Senin (27/12/2021).
Saat Munas Partai Golkar 2019 sebagian besar kader meyakini bahwa pencalonan capres sendiri akan mendompleng suara untuk Partai Golkar di Pemilu 2024.
"Waktu itu kita belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya bahwa 2019 kita melihat fakta bahwa terjadi peningkatan signifikan perolehan kursi atau perolehan suara dari partai politik yang punya calon presiden sendiri," tuturnya.
"Oleh karena itu, belajar dari pengalaman itu kita memutuskan bahwa Golkar tahun 2024 harus punya capres sendiri. Itu keputusan Munas yang belum terjadi di munas-munas sebelumnya," tambah Doli.
Usul tadi kemudian dikembangkan untuk mencari calon yang akan diusung sebagai capres di Pilpres 2024.
Akhirnya, Airlangga dipilih karena dinilai sebagai kader terbaik Partai Golkar.
"Di sana kader-kader menyampaikan aspirasi kepada DPP. Bahwa kalau nanti Golkar punya calon presiden sendiri itu yang mau diusung adalah ketua umum. Karena kami menganggap ketua umum itu adalah kader terbaik di periode itu. Makanya dia terpilih jadi ketua umum, karena kalau tidak terbaik, mungkin dia tidak terpilih jadi ketua umum," tambah Doli.
Dalam kesempatan tersebut, Doli juga menegaskan bahwa partainya akan tetap mengusung Airlangga Hartarto untuk menjadi Capres 2024 meskipun hingga saat ini elektabilitasnya masih tergolong rendah.
"Ini masih ada dua tahun, tentu kita harus konsisten dengan keputusan kita (Airlangga Hartarto Capres 2024)," katanya. [Democrazy/akr]
