DEMOCRAZY.ID - Presiden Joko Widodo diminta untuk ikut menjelaskan asal usul sumber uang yang digunakan putra bungsunya, Kaesang Pangarep, membeli saham perusahaan frozen food senilai Rp 92 miliar.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menegaskan, apapun yang menjadi sesuatu yang menghebohkan munculnya dari kalangan Istana, selama tidak wilayah pribadi, sudah merupakan kewajiban presiden mengklarifikasinya.
“Bisnis (Kaesang) seperti ini tidak bisa dilihat sebagai masalah pribadi yang tertutup. Bisnis dengan dana mencapai hampir seratusan miliar jelas menimbulkan pertanyaan yang berhubungan dengan kekuasaan,” tegas Ray saat dihubungi, Senin (20/12/2021).
Ray menjelaskan, selama ini Kaesang dikenal sebagai pengusaha dengan jenis usaha UMKM, yaitu pisang goreng.
Oleh karena itu, sudah semestinya presiden meminta Kaesang memberikan klarifikasi ke publik.
Bahkan, lanjut, jika perlu Presiden meminta Kaesang membuka diri agar sumber hartanya diaudit oleh publik.
Namun, jika Kaesang tidak bersedia menjelaskannya, maka sudah semestinya presiden langsung yang mengklarifikasi.
“Setidaknya memastikan bahwa tidak ada wibawa atau pengaruh presiden dalam bisnis yang dilaksanakan oleh Kaesang,” tukas pengamat politik itu.
Kaesang Dikenal Pedagang Pisang Goreng, Dari Mana Dapat Duit Hampir Rp100 Miliar?
Gebrakan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, membeli saham perusahaan frozen food senilai Rp 92 miliar, menimbulkan pertanyaan di publik.
Pasalnya, selama ini Kaesang mencitrakan dirinya sebagai pedagang pisang goreng, usaha yang masuk kategori UMKM.
Menurut pengamat politik Ray Rangkuti, sangat wajar bila publik mempertanyakan adanya pembelian saham oleh Kaesang hingga hampir mencapai Rp 100 miliar.
“Dari mana Kaesang memiliki dana begitu besar mengingat dirinya selama ini hanya mengasosiasikan dirinya sebagai pelaku UMKM,” kata Ray saat dihubungi, Senin (20/19/2021).
“Apakah dana sebesar itu semata miliknya ataukah milik dari berbagai orang yang bersama-sama dengan dirinya membeli saham senilai hampir Rp100 miliar?” tanya Ray.
Ray menyarankan Kaesang tidak diam atas pertanyaan publik akan sumber hartanya tersebut.
Sebab, mendiamkannya adalah ketertutupan yang tidak mencerminkan sikap presiden terbuka dan pro pada transparansi.
Selain itu, Presiden Jokowi juga bisa tidak bisa berlindung di belakang argumen bahwa bisnis Kaesang adalah semata urusan pribadinya.
“Itu argumen klasik kala kita belum mengenal demokrasi dan jargon transparansi,” tegas Ray. [Democrazy/krn]