DEMOCRAZY.ID - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan (PDIP) Lumajang merespons terkait baliho Puan Maharani di lokasi bencana letusan Gunung Semeru.
PDIP Lumajang DPC menyatakan baliho tersebut tidak dibuat dan dipasang oleh partai.
Namun baliho tersebut dipasang oleh relawan Puan Maharani.
Pihaknya mengaku hanya memasang baliho ucapan selamat datang atas kunjungan kerja Puan Maharani sebagai ketua DPR RI.
"Kami tidak mengerti, kami hanya memasang baliho ucapan selamat datang kepada mbak puan sebagai anggota DPR RI," kata sekretaris DPC PDIP Lumajang, Bukasan, Selasa (21/12/2021).
Bukasan juga menyebut jumlah baliho tersebut tidak banyak dan diklaim hanya berada di Kecamatan Pronojiwo.
"Kalau dari partai hanya baliho ucapan selamat datang, selebihnya itu tidak paham, saya pikir relawan," tambah dia.
Diketahui baliho Puan Maharani tersebut disertai logo relawan Puan Maharani.
Bukasan menyebut relawan tersebut tidak berada di bawah naungan PDIP.
"Mbak Puan sudah punya komunitas di luar struktur partai, kami juga tidak tahu karena tidak dalam konteks berkomunikasi dengan komunitas juang Mbak Puan," terang dia.
Dinilai Kurang Etis
Pengamat Psikologi Politik dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), M Abdul Hakim, menyebut pemasangan baliho Puan Maharani tidak tepat.
"Pemasangan spanduk Puan di desa terdampak (erupsi Semeru) mungkin ingin memberi pesan bahwa sosoknya hadir di tengah orang-orang yang terdampak."
"Ia peduli dengan kondisi para penyintas," ungkap Abdul Hakim saat dihubungi, Selasa (21/12/2021).
Namun, Abdul Hakim menilai, pemasangan spanduk dan baliho Puan di lokasi bencana justru menunjukkan kegagalan komunikasi politik.
"Pemasangan baliho dengan nuansa kampanye justru akan ditangkap sebagai komunikasi yang tidak empatik dengan kondisi penyintas," ungkapnya.
"Tentu saja hal itu kurang etis mengingat kesulitan dan penderitaan yang dialami penyintas," tambah Abdul Hakim. [Democrazy/trb]