PERISTIWA POLITIK

Warga Sintang Sebulan Terendam Banjir, Jokowi Pilih Hadiri Sejumlah Proyek Seremonial

DEMOCRAZY.ID
November 24, 2021
0 Komentar
Beranda
PERISTIWA
POLITIK
Warga Sintang Sebulan Terendam Banjir, Jokowi Pilih Hadiri Sejumlah Proyek Seremonial

Warga Sintang Sebulan Terendam Banjir, Jokowi Pilih Hadiri Sejumlah Proyek Seremonial

DEMOCRAZY.ID - Presiden Joko Widodo sibuk menghadiri proyek-proyek seremonial di tengah rentetan bencana ekologis yang terjadi di Indonesia.


Pada Jumat (12/11), misalnya, Jokowi sengaja datang ke Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk meresmikan Sirkuit Internasional Mandalika.


Sebelum melakukan peresmian, Jokowi bahkan sempat menjajal lintasan sirkuit sepanjang 4,3 kilometer itu. Jokowi mengendarai motor pribadinya, Kawasaki W175 yang telah dimodifikasi di aspal yang basah karena terkena hujan.


Kemudian pada Selasa (23/11), Jokowi meresmikan Bendungan Karalloe di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Bendungan itu menghabiskan anggaran sebesar Rp1,27 triliun.


Pada hari yang sama, Jokowi juga menanam jagung bersama petani di Kabupaten Jeneponto. Ia bahkan mencoba mengendarai traktor untuk menanam jagung.


Saat Jokowi jalani rangkaian kunjungan kerja, sejumlah wilayah di Indonesia, terutama di Kalimantan masih terendam banjir justru luput dari tinjauan langsung. 


Di Sintang, Kalimantan Barat misalnya. Banjir telah merendam puluhan ribu rumah warga selama lebih dari satu bulan.


Tinggi muka air di beberapa kecamatan sudah mulai surut. Namun, banyak juga yang masih terendam banjir. Jokowi hanya mengirim 5.000 paket sembako ke warga Sintang.


Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sintang, Benyamin, menyampaikan bahwa dari 12 kecamatan yang awalnya terdampak, saat ini masih tersisa enam kecamatan yang terendam banjir. Ribuan orang pun masih mengungsi.


"Sudah berangsur surut [kecamatan-kecamatan yang berada] di bantaran Sungai Melawi. Jumlah pengungsi 1.970 KK, 6.860 jiwa. Tinggal 6 kecamatan," papar Benyamin saat dihubungi Selasa (23/11).


Karena banjir tak berkesudahan, Walhi Kalbar sampai mengundang Jokowi datang ke Sintang untuk meninjau langsung lokasi banjir. Namun, sampai saat ini Jokowi belum juga menjadwalkan ke Sintang dan memilih tour kunjungan kerja ke daerah lain.


Selanjutnya, banjir di Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah juga belum surut. Banjir tersebut sudah merendam pemukiman warga hampir satu bulan.


Hingga Senin (22/11), pukul 18.00 WIB, warga yang terdampak sebanyak 1.981 KK atau 7.881 jiwa. Dari jumlah itu, sebanyak 172 KK atau 586 jiwa terpaksa harus mengungsi.


Selain di dua kabupaten itu, banjir juga menerjang sejumlah kabupaten lain di Kalimantan, seperti Kapuas, Sanggau, Nunukan dan Berau. 


Di luar Kalimantan, ada Surabaya, Bandung, Pekalongan, Muara Angke dan masih banyak lagi.


Pengamat komunikasi politik dari Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo beranggapan bahwa sikap Jokowi tersebut merupakan satu strategi untuk mengelola opini dan ekspektasi publik.


Presiden, kata Kunto, dianggap wargabisa menyelesaikan semua hal, termasuk banjir. Anggapan tersebut membuat Jokowi takut dianggap tak mampu sebagai presiden. Untuk menghindari itu Jokowi memutuskan tidak hadir di Sintang dan lebih memilih mengutus bawahannya.


"Nah ketika Pak Jokowi datang ke Sintang langsung terus banjir berbulan-bulan setelah pak Jokowi datang, maka hancurlah kredibilitasJokowi," kata Kunto.


"Karena 'ngapain presiden datang kok banjirnya enggak selesai selesai' gitu. Makanya yang diutus lebih ke Mensos, MenPUPR untuk ngurusin itu," imbuhnya.


Selain itu, menurut Kunto, absennya Jokowi di daerah banjir juga terkesan ingin menghindari kritik terkait deforestasi dan krisis iklim. Apalagi, kata dia, Jokowi belum lama ini hadir di KTT Iklim (COP26) di Glasgow.


Pada forum itu Indonesia banyak memamerkan klaim keberhasilan terkait perubahan iklim. Klaim-klaim pemerintah lantas menuai banyak kritik dari LSM pemerhati lingkungan.


Respons kritis yang biasa dilontarkan LSM lingkungan ke pemerintah, menurut Kunto, membuat Jokowi semakin hati-hati dalam berpendapat dan bertindak. 


Dengan kondisi demikian, kata Kunto, publik bisa membaca mengapa Jokowi tak mengunjungi Sintang dan daerah lain.


"Toh orang lupa nanti kalau udah Nataru , sibuk sama debat PPKM dan mengucapkan Selamat Natal," ujarnya. [Democrazy/cnn]

Penulis blog