POLITIK

Ridwan Kamil 'Ngeledek' Jokowi, Rocky Gerung Bandingkan dengan Ganjar Pranowo: Dia Enggak Dapat Restu Istana

DEMOCRAZY.ID
November 12, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Ridwan Kamil 'Ngeledek' Jokowi, Rocky Gerung Bandingkan dengan Ganjar Pranowo: Dia Enggak Dapat Restu Istana

Ridwan Kamil 'Ngeledek' Jokowi, Rocky Gerung Bandingkan dengan Ganjar Pranowo: Dia Enggak Dapat Restu Istana

DEMOCRAZY.ID - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beri komentar nyeleneh dalam foto konstruksi jembatan yang diunggah Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui akun Instagram resminya pada Selasa, 8 November 2021.


Dalam komentarnya itu, Ridwan Kamil menyebut bahwa jembatan yang diunggah Jokowi berada di komputer admin karena masih berupa animasi.


"Lokasinya di komputer admin pak, karena masih animasi," kata Ridwan Kamil melalui akun Instagram @ridwankamil.


Menanggapi komentar Ridwan Kamil, Pengamat politik Rocky Gerung mengatakan bahwa mantan Wali Kota Bandung itu telah menghibur.


Meski begitu, Rocky Gerung menduka Ridwan Kamil tak memiliki restu dari Istana untuk maju sebagai calon presiden (Capres) pada Pilpres 2024 mendatang.


"Ini bagus ini, Kang Emil menghibur kita karena pasti Kang Emil nggak dapat restu dari Istana," kata Rocky Gerung, dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung pada Jumat, 12 November 2021.


Rocky Gerung pun membandingkannya dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.


"Bayangkan kalau Ganjar yang bilang begitu," ujarnya.


Menurutnya, imajinasi Ganjar Pranowo tidak sampai ke sana karena terlalu bergaul dengan hal kerakyatan.


Berbeda dengan Ridwan Kamil yang dinilainya berlatar belakang sebagai akademisi, sehingga dapat membuat satire-satire kecil yang menyenangkan publik.


Mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia itu menilai, jalan politik Ridwan Kamil masih panjang. Oleh sebab itu, dia menyarankan agar Ridwan Kamil mengambil posisi sebagai seorang intelektual.


Rocky menilai, intelektualitas harus mendahului elektabilitas. Adapun tanda dari intelektualitas adalah mampu memikirkan hal-hal yang bersifat animasi sehingga dapat berguna sebagai peralatan politik.


"Saya lagi promosikan intelektualitas harus mendahului elektabilitas. Tanda dari intelektual, dia mampu membuat imajinasi dan membayangkan hal-hal yang sifatnya animasi berguna sebagai peralatan politik," pungkasnya. [Democrazy/pkry]

Penulis blog