AGAMA

Kritisi Hadis Bukhari, Buya Syakur: Ayo, Jamaah Jangan Takut Murtad!

DEMOCRAZY.ID
November 08, 2021
0 Komentar
Beranda
AGAMA
Kritisi Hadis Bukhari, Buya Syakur: Ayo, Jamaah Jangan Takut Murtad!

Kritisi Hadis Bukhari, Buya Syakur: Ayo, Jamaah Jangan Takut Murtad!

DEMOCRAZY.ID - Salah satu ceramah KH Buya Syakur Yasin MA atau Buya Syakur yang dianggap kontroversial dan sempat viral yakni ketika dia mengajak jamaah agar jangan takut murtad.


Video ceramah Buya Syakur yang mengatakan jangan takut murtad diunggah di kanal YouTube KH Buya Syakur Yasin MA pada 11 Desember 2019.


Video tersebut diberi judul “Nabi Muhammad Saw Tidak Buta Huruf ! Ini 5 Bukti Bahwa Nabi tidak Buta Huruf"


Potongan video itu kembali viral bersamaan dengan viralnya ceramah Buya Syakur di Mabes Polri beberapa waktu lalu.


Dalam video tersebut, Buya Syakur awalnya mengulas tentang Nabi Muhammad SAW dan hadis-hadisnya.


Ia menyebut banyak hadis palsu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.


Menurut Buya Syakur, hadis mulai dikumpulkan dan ditulis setelah nabi sudah lama meninggal dunia. Hadis ditulis sekitar 150 tahun setelah nabi meninggal.


Hadis nabi diseleksi oleh Imam Bukhari dan dipilih yang dianggap shahih.


“Imam Bkuhori itu pernah mengecek, meneliti, mengurai, menganalisa, mengklarifikasi dari teksnya, rowinya, sanadnya,” ucap Buya Syakur dalam video tersebut.


Setelah diseleksi, hadis yang lolos hanya 14.000. Hadis tersebut ditulis dan dibukukan oleh Imam Bukhari atau yang dikenal dengan Hadis Shahih Bukhari.


“600 ribu hadis diseleksi secara cermat, kejujuran perawinya dan semuanya itu dalam 16 tahun,” ucapnya.


Buya Syakur lantas mengajak jamaah untuk menghitung berapa hadis yang diseleksi Bukhari dengan menggunakan kalkulator.


16 tahun sama dengan 5.840 hari. Jadi, Imam Bukhori menyeleksi 600.000 hadis dalam waktu 5.840 hari.


Artinya, Imam Bukhari menyeleksi hadis 37.500 dalam setahun atau 3.125 hadis dalam sebulan atau 104 hadis dalam sehari atau 4,3 hadis per jam.


“Udah saja deh, 4 hadis satu jam tuh, berarti dia (Bukhori) bisa menyelesaikan tugas satu hadis dalam 15 menit selama 16 tahun,” ucap Buya Syakur.


Dengan hitung-hitungan tersebut Buya Syakur terkesan meragukan apakah benar Bukhari bertemu dengan semua perawi hadis saat melakukan seleksi.


“Kapan naik ontanya? Kapan ketemunya segala macam. Itu kan pertanyaan besar,” ucap Buya Syakur.


Buya Syakur lantas membeberkan hasil pertemuannya dengan mantan Presiden RI yang juga tokoh NU, KH Aburrahman Wahid atau Gus Dur.


“Dulu saya dengan Gus Dur bicara seperti ini, kata Gus Dur yah memang begitu Pak Syakur, saya ini beragama kayak pegang barang. Dilepas nggak boleh, dipegang saya sakit,” ujar Buya Syakur menirukan ucapan Gus Dur.


Berdasarkan ucapan Gus Dur tersebut, Buya Syakur pun kemudian mengajak jamaah untuk berpikir kritis dan jangan takut murtad.


“Oleh karena itu, yuk sekarang kita berpikir, jangan takut murtad dong. Daripada kamu mempercayai sesuatu yang tidak benar. Betul nggak? Ya iyah, berpikir kritis, berpikir kritis, berpikir kritis,” ucap Buya Syakur.


Lebih lanjut, Buya Syakur dalam videonya yang menyinggung ucapan Gus Dur tersebut juga membeberkan cara agama mendidik pengikutnya.


“Selama ini kita dididik belajar agama ini dengan cara pejamkan matamu, matikan lampu, tutup jendela, kunci pintu, yakinlah! Begitu caranya, selama ini kan,” tandas Buya Syakur.


Buya Syakur mengajak para jamaah agar mengubah paradigma berpikir seperti itu.


“Yuk kita berbicara rasional, itu yang saya inginkan. Dan ini akan terjadi perubahan nanti. Sebab kalau tidak dimulai dari pikiranmu, bagaimana bisa berubah,” tandas Buya Syakur.


Guru Besar Ilmu Hadis Mentahkan Kritikan Hadis Bukhari Dan Muslim


Para ulama telah sepakat tentang keautentikan hadis-hadis yang termuat dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim.


Dua kitab hadis shahih yang ditulis al-Bukhari dan Muslim (al-Shahihain) merupakan dua kitab hadis yang paling populer di kalangan umat Islam hingga sekarang.


Kitab tersebut diakui sebagai kitab yang paling autentik setelah al-Quran.


Meskipun dua kitab hadis shahih tersebut memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan hampir semua ulama hadis sepakat akan keautentikan hadis-hadis dalam kedua kitab tersebut, ternyata kedua kitab hadis ini tidak luput dari adanya kritik.


Marzuki dalam tulisannya berjudul “Kritik Terhadap Kitab Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim” sempat mengulas tentang kritik dari dua orientalis terhadap kitab hadis Bukhari dan Muslim.


Ia mengatakan pada akhir abad ke-19 Masehi umat Islam dikejutkan dengan penelitian seorang orientalis terkenal kelahiran Hungaria, Ignaz Goldziher, tentang hadis Nabi.


Dalam penelitiannya yang berjudul Mohammedanische Studien, Goldziher membantah otentisitas hadishadis yang selama ini dipegangi oleh umat Islam.


Menurutnya hadis Nabi tidak lebih dari produk perkembangan keadaan sosial politik Islam pada waktu itu.


Apa yang dilakukan oleh Goldziher juga diikuti oleh orientalis lainnya, seperti Joseph Schacht.


Dalam salah satu karyanya The Origins of Muhammadan Jurisprudence (1950), Schacht juga meragukan otentisitas hadis-hadis Nabi, khususnya hadis-hadis hukum (fikih).


Dari kajian kritis para orientalis terhadap hadis-hadis Nabi seperti yang dilakukan oleh Goldziher dan Schacht, para ulama hadis tertantang untuk melakukan penelitian.


Salah satu ulama yang melakukan penelitian kritis terhadap hadis-hadis Nabi adalah Prof Dr Muhammad Musthafa A’zhami, guru besar Ilmu Hadis Universitas King Saud Riyadh Saudi Arabia.


Hasil penelitiannya tentang hadis-hadis Nabi pada tahun 1967 tersebut kemudian dibukukan dengan judul Sudies in Early Hadith Literature (1968).


Salah satu temuan A’zhami adalah bahwa hadis Nabi sudah ditulis pada waktu Nabi Muhammad Saw masih hidup, dan tuduhan Goldziher dan Schacht tidak lebih hanya sekedar isapan jempol belaka.


Dengan kata lain apa yang dituduhkan oleh dua orientalis terkemuka itu tidak terbukti. [Democrazy/pojok]

Penulis blog