DEMOCRAZY.ID - Ulama NU Habib Abubakar Assegaf akhirnya memenuhi janjinya untuk mengcounter ceramah Buya Syakur di Mabes Polri beberapa waktu lalu.
“Sesuai janji saya bahwa saya akan menyampaikan bantahan ilmiah saya atas ceramah yang saya anggap kontroversial dari seseorang yang bernama Ustaz Abdul Syakur Yasin,” ucap Habib Abubakar Assegaf, dikutip dari kanal YouTube Abubakar Assegaf, Senin (8/11/2021).
Habib Abubakar Assegaf mengatakan bahwa Buya Syakur merupakan ulama asal Indramayu, Jawa Barat. Nama lengkapnya KH. Abdul Syakur Yasin MA.
“Beliau biasa dipanggil dengan Buya Syakur. Bahkan gelarnya, konon beliau seorang professor, doktor, lulusan Libya dan Tunisia,” jelasnya.
Tokoh NU Pasuruan Jawa Timur ini menegaskan bahwa dia akan menanggapi ceramah Buya Syakur sebagai pembelaan atas konstitusi ilmu dan tanggung jawab moral untuk menyampaikan yang hak itu hak dan batil itu batil.
Menurut Abubakar Assegaf, jawaban yang dia berikan sangat panjang karena dia menjawab poin per poin dari ceramah Buya Syakur yang dianggapnya bermasalah.
Menurut Habib Assegaf, ceramah Buya Syakur itu disampaikan pada acara Moderasi Beragama dengan tema Merajut Toleransi Antar Umat Beragama. Ceramah itu disampaikan di Mabes Polri pada Juni 2021.
“Sebenarnya sudah lama, kurang lebih hampir satu tahun yang lalu kami sudah tahu orang yang bernama Buya Syakur ini dari chanel Youtube-nya, dan kami juga berkomunikasi dengan beberapa kiyai,” ucapnya.
Dari hasil diskusi dengan para kiyai, Abubakar Assegaf menyimpulkan bahwa ceramah Buya Syakur berbahaya.
“Saat itu kami sudah mengambil kesimpulan bahwa dari ceramah-ceramahnya sangat berbahaya dan berpotensi menyesatkan ummat,” tegas Abu Bakar Assegaf.
Ia mengatakan bantahan yang diberikan atas ceramah Buya Syakur bukan bermaksud untuk menyerang pribadinya.
“Nah di sini kami akan mencoba menyampaikan bantahan ilmiah tanpa ada maksud menyerang secara personal karena saya memang katanya harus menjawab itu ilmu dengan ilmu. Katanya seperti itu tuntutan yang disampaikan kepada saya,” jelasnya.
Ia mengungkit berbagai serangan yang dia terima dari media sosial usai mengkritik ceramah Buya Syakur dan menyebut ulama asal Indramayu itu sebagai sesepuh liberal.
“Ya berbagai macamlah komentar-komentar yang ada di media kami yang tidak perlu saya sebutkan satu per satu,” bebernya.
Abu Bakar Assegaf kemudian memutar potongan video ceramah Buya Syakur dianggapnya menyesatkan.
Dalam potongan video tersebut, Buya Syakur mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah merasa benar.
Menurut Abubakar Assegaf, jika Nabi Muhammad SAW tidak pernah merasa benar, bagaimana mungkin dia bisa meyakinkan umatnya tentang kebenaran.
Ia mengutip beberapa ayat Alquran dan hadits yang menyebutkan bahwa tidak keraguan dalam Alquran.
Abu Bakar Assegaf menuding Buya Syakur menganut paham relativisme.
Relativisme merupakan paham pemikiran yang mengingkari adanya kebenaran mutlak.
Abubakar Assegaf menyebut relativisme merupakan ciri khas dari liberal. [Democrazy/pojok]
Ceramah Kontroversial Buya Syakur: Samakan Khalifah Umar Dengan Nazi, Sebut Nabi Muhammad Bawa Sekte Agama Nasrani
Prof KH Abdul Syakur Yasin MA alias Buya Syakur mendadak jadi perbincangan ramai. Ceramah Buya Syakur di Mabes Polri beberapa waktu lalu viral di media sosial.
Dalam ceramahnya, Buya Syakur menyebut Khalifah Umar bin Khattab RA menghabisi kaum Yahudi sama seperti yang dilakukan oleh Nazi Jerman yang menghabisi bangsa Yahudi.
“Yang perlu kita ketahui bahwa yang mengusir, menghalau orang-orang Yahudi dari Kota Madinah bukan Kanjeng Nabi, tapi Syaidina Umar, khalifah setelah Abu Bakar, habisi semuanya,” ucap Buya Syakur dalam video tersebut.
Menurut Buya Syakur, apa yang dilakukan Khalifah Umar bin Khatab sama dengan yang dilakukan oleh Nazi, menghabisi Yahudi.
“Seperti Nazi kan sama saja. Yahudi tidak pernah punya tanah air, terlunta-lunta, baru sekarang punya ajaran sendiri,” ucapnya.
Buya Syakur menjelaskan masyarakat Mekah pada waktu itu menduga bahwa Nabi Muhammad SAW bukan membawa agama baru, melainkan mengembangkan sekte baru dalam agama Nasrani.
“Dari situlah maka dugaan-dugaan orang Mekah, siapa Muhammad ini, seorang anak yatim piatu yang hidupnya penuh penderitaan, kemudian dia banyak berbicara masalah persatuan, kesatuan dan sebagainya,” ucapnya.
“Diduga oleh orang-orang Mekah pada zamannya itu, bahwa Nabi (Muhammad) itu diduga bukan membawa agama baru, tapi dia ini mengembangkan sekte baru dalam agama Nasrani,” tandas Buya Syakur.
Buya Syakur Pertanyakan Agama Siti Khadijah, Istri Nabi Muhammad
Dalam ceramahnya, pendiri Pondok Pesantren Cadangpinggan, Indramayu, itu membuat pertanyaan kontroversi tentang agama istri Nabi Muhammad SAW yakni Siti Khadijah.
"Ini kan agamanya Siti Khadijah kan disembunyikan. Pastinya dia bukan penyembah berhala, yang pasti dia bukan bukan Yahudi Agamanya apa?" kata Buya Syakur dikutip dari channel YouTube KH Buya Syakur Yasin MA, Rabu (3/11/2021).
"Tapi kalau kita lihat dari pernikahannya dengan Nabi Muhammad. Nabi Muhammad tidak pernah berpoligami. Di Jazirah Arabian Yahudi berpoligami, penyembah berhala juga berpoligami, orang Islam juga berpoligami," kata Buya Syakur.
"Yang tidak berpoligami Agamanya apa? Nanti bapak yang menjawab sendiri," tambah dia.
Buya Syakur, Kyai Sesat
Ada tiga indikasi bagi KH Abd Syakur Yasin MA ini di samping sebutan netizen sebagai Kyai sesat tersebut, yaitu :
Pertama, cara berfikir dan berpandangan khas penganut faham Islam liberal yang mengandalkan pada hal sarwa ‘masuk akal’ sehingga baginya kalimah laa Ilaha illallah sebagai kunci masuk surga itu tidaklah masuk akal.
Kedua, karena ego atas dominan dari fikirannya, maka ia mudah meremehkan bahkan berujar kasar pada hal yang sebenarnya sakral. Jadilah masuk dalam kategori penista agama. Untuk ini ranah hukum bisa menjangkaunya.
Ketiga, pengalaman kyai Syakur belajar di Irak, Suriah bahkan London tidak menjamin ajegnya pandangan keislaman. Ilmu tanpa berbasis keimanan dan ketakutan akan hari akhir dapat menciptakan cendekiawan yang avonturis, sombong, dan menyakiti umat.