DEMOCRAZY.ID - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman akan memerintahkan kepada seluruh prajurit TNI AD agar turun tangan mengatasi paham radikalisme.
Bahkan Dudung Abdurachman mengatakan, dirinya tidak segan-segan untuk menerapkan sistem seperti era Presiden RI kedua, Soeharto.
Dudung Abdurachman menegaskan, langkah tersebut diambil untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
Pernyataan Dudung Abdurachman itu justru dikomentari negatif oleh Aktivis Nicho Silalahi.
Menurut Nicho Silalahi, langkah Dudung Abdurachman yang berniat menerapkan sistem seperti era Soeharto memperlihatkan bahwa kini rezeim sudah mengarah ke otoriter.
"Wah Aroma Petrus Semangkin Anyir dan Rezim sudah mengarah ke Otoriter," kata Nicho Silalahi, dikutip dari akun Twitter @Nicho_Silalahi pada Selasa, 23 November 2021.
Nicho Silalahi menilai, hal ini terjadi karena ahli strategi gerilya lawan baliho dan Panser dijadikan pemimpin.
"Gini kalau ahli strategi perang Gerilya lawan BALIHO dengan Panser di jadikan Pucuk Pimpinan," ujarnya.
Dia pun mengingatkan Dudung Abdurachman dengan para kelompok kriminal bersenjata yang telah membantai tenaga kesehatan (nakes) di Papua.
Menurutnya, KKB Papua adalah contoh radikalisme yang sesungguhnya.
"Noh udah ditunggu TERORIS di Papua. Kurang Radikal Apalagi tuh Teroris yang bantai Nakes ?" tegas Nicho. [Democrazy/pkry]