POLITIK

Jerry Massie: Jokowi Tak Pernah Membaca Kemampuan & Keahlian Menteri yang Dipilih

DEMOCRAZY.ID
November 25, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Jerry Massie: Jokowi Tak Pernah Membaca Kemampuan & Keahlian Menteri yang Dipilih

Jerry Massie: Jokowi Tak Pernah Membaca Kemampuan & Keahlian Menteri yang Dipilih

DEMOCRAZY.ID - Cara Presiden Joko Widodo dalam menunjuk menteri baru dalam setiap perombakan kabinet atau reshuffle dinilai tidak didasarkan pada pertimbangan yang matang. 


Jokowi tidak pernah mendengarkan masukan publik tentang nama-nama yang pantas menjadi menteri.


Begitu kata Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie saat berbincang sesaat lalu, Kamis (25/11).


“Jokowi punya teropong lain, kerap bukan orang populer atau dikenal publik yang diusung, tapi mereka yang tak terlalu diuber-uber media,” ujarnya.


Calon yang disukai publik tidak langsung diakomodir. Sementara desakan agar seorang menteri dirombak karena tidak tampil maksimal tidak respon dengan baik.


“Saya pelajari sejak periode lalu Jokowi tak pernah membaca kemampuan dan keahlian menterinya,” tegas Jerry Massie.


Jokowi terbilang pemimpin yang paling buruk dalam menentukan “the right man on the right place”


Seperti menempatkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim yang tidak memiliki latar belakang di dunia pendidikan. Bahkan tampak nirterobosan saat menghadapi pandemi.


“Jadi soal menentukan right man, Jokowi masih kalah sama pendahulunya Presiden Soekarno, Soeharto, sampai SBY,” sambungnya.


Singkatnya, jika Presiden Jokowi memiliki prinsip dan pandangan lain soal reshuffle, maka seharusnya dia melakukan perombakan sejak September. 


Sebab, banyak menteri yang kinerjanya buruk dan tak berprestasi bahkan kebijakannya amburadul.


“Saya sarankan perlu ada jajak pendapat untuk menteri juga mana yang buruk dan tak ada kontrubusi tak perlu dipertahankan. Sebetulnya hampir setengah kinerja menterinya mengecewakan, tapi sulit bagi Jokowi mereshuffle sebanyak itu. Paling banter di bawah 5 menteri yang diganti tak lebih,” tutupnya. [Democrazy/rmol]

Penulis blog