DEMOCRAZY.ID
DEMOCRAZY.ID - Mantan Menteri Kesehatan RI Siti Fadilah Supari menyoroti kebijakan pemerintah terkait akan adanya gelombang ketiga Covid-19.
Beda halnya dengan pemerintah, Siti Fadilah Supari justru menyebut bahwa tidak akan ada gelombang ketiga Covid-19.
Bukan tanpa alasan, menurut Siti Fadilah Supari hingga saat ini belum ada data atau dasar yang menyebut bahwa akan ada gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.
“Kalau sekarang tidak ada dasarnya kalau akan ada gelombang ketiga yang sama dengan kemarin, misalkan gelombang Delta,” kata Siti Fadilah Supari seperti dikutip dari Youtube tvOneNews.
Siti Fadilah Supari juga mengungkap sebuah teori dari salah seorang profesor di Jepang yang menyebut bahwa masyarakat tidak perlu takut dengan adanya gelombang ketiga Covid-19.
“Kalau teori dari profesor dari Jepang itu benar, kita tidak perlu takut, dan kita sudah sebetulnya tidak perlu takut-takut banget sebagai rakyat,” ujarnya.
Menurut Siti Fadilah Supari, harusnya yang takut dan ribut untuk mengurus adanya ancaman gelombang ketiga Covid-19 ini adalah pemerintah.
Pasalnya pemerintah harus menentukan kebijakan yang tepat serta menyediakan berbagai alat kesehatan untuk mengantisipasi adanya gelombang ketiga Covid-19.
“Yang mestinya ribut itu pemerintah, bagaimana dia bisa menyediakan alat-alat misalkan alat deteksi kalau memang diperlukan, caranya deteksi harus lebih tepat, insyaallah sih kita bisa menghadapi gelombang ketiga kalau semuanya serba transparan,” jelas Siti Fadilah Supari.
Seperti diketahui, pemerintah akan kembali memperketat pembatasan kegiatan masyarakat jelang libur Natal dan Tahun Baru.
Pasalnya, pemerintah memprediksi bahwa saat libur Natal dan Tahun Baru di bulan Desember nanti akan terjadi gelombang ketiga Covid-19.
Kendati demikian, Siti Fadilah Supari justru dengan tegas mengatakan bahwa tidak ada alasan khusus yang membuat Indonesia akan mengalami gelombang ketiga Covid-19.
“Tidak ada hal-hal yang mengatakan bahwa Desember ini akan ada outbreak,” ungkapnya.
“Tadinya katanya bulan Desember terus mundur Februari, mudah-mudahan gak ada,” pungkasnya. [Democrazy/kabes]
