DEMOCRAZY.ID
DEMOCRAZY.ID - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menuturkan kerap ada yang menuding kerja-kerja yang dilakukan oleh Densus 88 berlebihan.
Terlebih setelah belakangan ini menangkap anggota Komisi Fatwa MUI Ahmad Zain An-Najah, terkait dugaan terorisme.
Mahfud menepis tudingan tersebut. Dia mengatakan, kinerja dari Densus 88 terukur.
"Densus ini sering dituding juga berlebihan nangkepin orang sembarangan kemudian melanggar marwah MUI sehingga seakan-akan pemerintah diperhadapkan dengan MUI, tidaklah," kata Mahfud dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (20/11).
"Kita dengan MUI itu dekat sering berkomunikasi terus dan sepakat untuk melawan terorisme," sambung dia.
Mahfud pun menegaskan penangkapan terhadap anggota MUI oleh Densus 88 sudah berproses lama dan tidak terjadi begitu saja.
Densus 88, kata Mahfud, menangkap terduga teroris ketika bukti yang dimiliki sudah kuat.
"Sebelum buktinya cukup kuat tidak boleh tangkap teroris itu," kata Mahfud.
Dia pun menegaskan posisi negara dalam menindak terduga teroris dalam kerangka mengantisipasi. Hal tersebut agar terhindar dari risiko terorisme.
"Negara ini harus antisipatif. Kalau salah, meski itu pemerintah, mari kita selesaikan secara hukum. Kan ada hukum semuanya," pungkas dia.
Diketahui, selain pengurus MUI, Densus 88 juga menangkap Ustaz Farid Okbah dan Anung Al-Hamat.
Ketiganya ditangkap karena merupakan murni kasus tindak pidana terorisme. Mereka terlibat kelompok Jamaah Islamiyah (JI).
“Bahwa tindakan Densus 88 dalam hal ini adalah memprioritaskan keamanan dan ketertiban masyarakat,” kata Kabagops Densus 88 Kombes Pol Aswin Siregar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (17/11). [Democrazy/kmpr]
