DEMOCRAZY.ID - Usai sejumlah tokoh Partai Ummat mundur, kini belasan kader dan pengurus juga ikut mengundurkan diri dari partai yang Ketua Majelis Syuronya adalah Amien Rais itu.
Terbaru datang dari belasan kader dan pengurus Partai Ummat di Cianjur, Jawa Barat.
Tercatat ada 19 kader dan pengurus yang mundur. Banyak dari mereka bahkan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Cianjur.
Tindakan ini menyusul 26 pengurus DPD Depok yang lebih dulu mengundurkan diri, Sabtu 9 Oktober 2021.
Menurut Syahrial Chaniago, eks pengurus DPD PU Depok, banyak kader dan pengurus yang mengundurkan diri karena persoalan dualisme di internal partai.
“Setelah Cirebon dan Depok akhirnya mereka (kader Cianjur) turut mundur karena persoalannya hampir sama,” ujar Syahrial, Jumat 15 Oktober 2021.
Pengunduran diri kader DPD PU Cianjur dilakukan melalui surat pernyataan resmi setelah melakukan musyawarah yang dihadiri pengurus aktif DPD, mantan anggota TP3U, dan personal lain berjumlah 19 orang.
“Keputusan musyawarah antara lain pengurus DPD yang masih aktif bersama DPC-DPC yang sudah terbentuk sepakat untuk mengundurkan diri,” tulis Ketua DPD PU Cianjur, Hidayat Atori, dalam surat pengunduran diri.
“Mulai Sabtu tanggal 16 Oktober 2021 kami mengundurkan diri dari keanggotaan dan kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Ummat Kabupaten Cianjur,” lanjutnya.
Kedua Pihak Partai Ummat Coba Islah
Mulanya, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Ummat meminta DPD Cianjur untuk islah (berdamai) dengan pihak kedua pada 29 Oktober 2021.
Hidayat, dalam suratnya, mengaku tidak tahu menahu terkait keberadaan pihak kedua.
Setelah melakukan permintaan secara tertulis dan lisan, DPD Cianjur tidak mendapat respon terkait permintaan pertemuan dan klarifikasi dari DPP partai politik besutan bekas Ketua MPR RI Amien Rais itu.
Sehingga, pengurus DPD Cianjur memutuskan mengundurkan diri karena DPP dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) tidak mengabulkan permintaan DPD Cianjur untuk melakukan klarifikasi dengan pihak kedua.
Sebelumnya, beberapa tokoh partai itu juga mengundurkan diri seperti Agung Mozin dan Neno Warisman.
Lalu disusul oleh 26 pengurus DPD PU Depok yang mengundurkan diri dengan alasan dualisme di dalam kepengurusannya. [Democrazy/hops]