PERISTIWA

Ngeri! Kesaksian KKO Pengangkat Jenazah: Kasihan Jenderal Ahmad Yani Kepalanya Terlempar

DEMOCRAZY.ID
Oktober 01, 2021
0 Komentar
Beranda
PERISTIWA
Ngeri! Kesaksian KKO Pengangkat Jenazah: Kasihan Jenderal Ahmad Yani Kepalanya Terlempar

Ngeri! Kesaksian KKO Pengangkat Jenazah: Kasihan Jenderal Ahmad Yani Kepalanya Terlempar

DEMOCRAZY.ID - Seiring dengan peringatan G30S, beredar lagi video testimoni mantan pasukan khusus marinir yang mengangkat jenaah 7 pahlawan revolusi. 


Dalam video yang tersebar dan viral, mantan KKO Marinir Evert Julius Ven Kandouw mengungkapkan detik-detik penangkatan jenazah jenderal korban G30S. 


Kandouw dalam kesaksiannya ngaku kasihan dengan jenazah Jenderal Ahmad Yani, saat telah berhasil diangkat di daratan dari sumur, kepala Jenderal Ahmad Yani terlempar.


Proses pengangkatan jenazah 7 pahlawan revolusi itu tak mudah. Sebab diameter sumur Lubang Buaya itu adalah 75 cm. 


Pengangkatan menggunakan tali sampai melibatkan prajurit KKO TNI AL, sebab saat itu dipandang prajurit kemampuan khusus ini bisa terjun ke kedalaman sumur.


Kasihan Jenazah Ahmad Yani


Dalam kesaksiannya Kandouw mengatakan saat dia tiba di sumur Lubang Buaya bersama tim, mereka dilarang masuk. 


Sebab sesuai dengan perintah Kolonel Sarwo Edhi Wibowo kala itu, hanya RPKAD yang boleh masuk.


Kemudian setelah Panglima Kostrad, Soeharto tiba di Lubang Buaya, mereka dipersilakan masuk untuk penangkatan jenazah yang sudah ada di dalam sumur sekitar 4 hari.


Waktu itu, kata Kandouw, salah satu rekannya tim penangkat jenazah, Saparimin, takut dan ngeri. 


Di dalam sumur pasukan G30S meletakkan bahan peledak atau granat. Untungnya hal itu tak terjadi.


“Terus Saparimin turun orientasi dan periksa kondisi, terus naik ke atas dan lapor ke dokter, tak mungkin jenazah diangkat secara wajar,” kata Kandouw dalam testimoninya dikutip Jumat 1 Oktober 2021..


Kemudian dokter meminta tim penangkat jenazah untuk angkat pakai tali tapi jangan sampai diikatkan di leher para jenderal.


Nah satu per satu jenazah diangkat. Rupanya kata Kandouw, jenazah Jenderal Sutoyo dan Jenderal Ahmad Yani diikat bersama. Kemudian terjadi insiden, karena tali yang dipakai sudah untuk angkat 5 jenazah lainnya, jenazah kedua jenderal itu jatuh lagi ke dalam sumur.


“Saat Jendetal Suyoto dan Pak Yani rupanya terikat jadi satu rupanya tali dipakai beberapa kali, sudah rantas. Jadi sudah dekat mulut sumur, itu putus jatuh lagi,” kata dia.


Tim kemudian masuk lagi ke dalam sumur yang dalamnya 12 meter dan mengangkat lagi jenazah dua jenderal itu. 


Kandouw kemudian menyaksikan hal menyedihkan pada Jenazah Ahmad Yani saat berhasil diangkat di permukaan.


“Yang saya kasihan melihat Jenderal Yani dibanding jenazah yang lain. Saat beliau diangkat ke tanah itu terlempar kepalanya, saya jongkok lihat, seperti ada tersayat lehernya tapi tidak terputus,” kata dia.


Kondisi Jenazah


Kandouw mengungkapkan setelah semua jenazah diangkat, kemudian dimasukkan ke peti dan dikirimkan ke RSPAD. 


Kandouw mengatakan jenazah pahlawan revolusi itu sudah mulai rusak sebab sudah berhari-hari di dalam sumur.


“Jenazah saat itu keadaan sudah membengkak, melepuh sudah hari keempat. Cuma persendian masih kuat, semua jenazah kotor. Kapten Tendean terakhir ditembak, buktinya dia masih bersih pakai jaket krem, jelas dia terakhir,” kata Kandouw.


Setelah berhasil mengevakuasi jenazah dari dalam sumur, Soeharto menyampaikan terima kasih kepada tim KKO Marinir tersebut. 


Kala itu, tim pengangkat jenazah itu difoto untuk dilaporkan ke Presiden Soekarno.


Soeharto tak lupa meminta terima kasihnya disampaikan kepada Panglima Marinir kala itu. [Democrazy/hops]


Penulis blog