AGAMA

Kisah Ayah Anak Beda Agama, Tak Masalah dan Dukung Buah Hati Jadi Santri

DEMOCRAZY.ID
Oktober 12, 2021
0 Komentar
Beranda
AGAMA
Kisah Ayah Anak Beda Agama, Tak Masalah dan Dukung Buah Hati Jadi Santri

Kisah Ayah Anak Beda Agama, Tak Masalah dan Dukung Buah Hati Jadi Santri

DEMOCRAZY.ID - Berbeda agama bukan berarti tak saling menghormati. Apalagi perbedaan agama di dalam sebuah keluarga, menciptakan suasana damai dan penuh toleransi bukan perkara mudah.


Namun kisah salah satu santri di sebuah Pondok Pesantren Al Payage, Papua ini berbeda. 


Santri bernama Rudi tersebut merasakan kasih sayang dari ayahnya beragama Kristen ini.


Rudi memilih Islam dan sudah diizinkan oleh ayahnya yang beragama Nasrani untuk sekolah di pondok pesantren di Jalan Angkasa Pasir Dua, Kelurahan Angkasa Pura, Distrik Jayapura Utara.


Rudi lahir dan berdomisili di pedalaman Araboda, Kabupaten Jayawijaya. Berbeda dengan sang ayah, Ibu Rudi juga menganut agama Islam seperti dirinya.


Salah satu tenaga pengajar di pondok pesantren Al Payage, Abdul Wahab, mengatakan perbedaan agama tak sedikitpun menimbulkan sebuah masalah dalam kehidupan keluarga Rudi sehari-hari.


Mengutip dari berbagai sumber dan juga pernah diunggah di akun media sosial Abdul Wahab, Rudi setiap hari mengaji, mendengar nasihat gurunya, Saiful Islam, di pondok yang terletak di bumi Cenderawasih itu.


Dia juga belajar mengenai pentingnya sikap dan akhlak terhadap orangtua. Ayahnya, meski berbeda agama, tetap saja orangtua yang harus dihormati. 


Begitu juga bagi sang ayah, Rudi tetap saja buah hatinya tercinta, meski memilih untuk memeluk Islam.


Wahab juga mengaku sering berkunjung ke beberapa daerah dan menemukan kasus-kasus serupa. 


Dalam satu keluarga kerap dijumpai terdapat tiga agama, yakni Islam, Kristen dan Katolik. Kendati demikian, kemajemukan ini sama sekali tak mengoyak keutuhan keluarga tersebut.


Bagi Wahab, potret seperti ini jelas menohok orang-orang yang selalu menyebar fitnah dan perpecahan atas nama agama. 


Fakta keharmonisan dan kasih sayang keluarga di Papua tersebut dapat menjadi jawaban atas sebagian orang yang menuduh perbedaan agama sebagai biang masalah atau konflik.


Kisah tersebut diunggah oleh akun @artikelpedia dan mendapat respons dari warganet. [Democrazy/kmpr]


Penulis blog