DEMOCRAZY.ID - Sebuah laporan terbaru mengungkap bahwa militer Israel telah mendirikan pangkalan intelijen dan analisis rahasia untuk mengawasi salah satu negara Islam di kawasan Timur Tengah yang juga merupakan musuh bebuyutannya, Iran.
Pangkalan tersebut utamanya mengawasi Iran terkait dengan program nuklirnya.
Situs berita Walla melaporkan, pangkalan militer yang sangat rahasia itu diluncurkan dalam beberapa bulan terkahir sebagai hasil dari reformasi intelijen interdisipliner.
Pangkalan militer rahasia Israel tersebut menampung para perwira dan analis intelijen Israel.
“Mereka mengidentifikasi dan menganalisis tindakan rahasia oleh Teheran yang diduga bertujuan menyembunyikan program nuklir,” kata situs berita Walla, 17 Oktober 2021.
Walla menambahkan, dengan mengutip pernyataan seorang perwira tinggi militer Israel, bahwa Israel telah mengumpulkan informasi yang cukup tentang program nuklir Iran.
Dia juga menyebut bahwa petugas di pangkalan rahasia tersebut menggunakan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) serta sederet teknologi canggih terbaru untuk mengumpulkan dan menganalisis data.
Pangkalan itu juga memainkan peran penting dalam mengidentifikasi kehadiran militer Iran di Suriah dan menyerang kelompok bersenjata pro-Iran di sana.
Israel Siap Hentikan Program Nuklir Iran
Sementara itu, melansir Republic World, di sela pembukaan pangkalan militer rahasia, Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid memperingatkan Iran agar menggunakan tentara mereka untuk memaksa menghentikan pengembangan nuklir.
“Iran telah secara terbuka menyatakan ingin memusnahkan kita. Kami tidak berniat membiarkan itu terjadi,” kata Lapid pada konferensi pers di Washington.
Sementara itu, pada 15 Oktober lalu, Wakil Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri mengatakan bahwa mengadaptasi langkah-langkah praktis dengan kondisi nyata harus menjadi tujuan pembicaraan yang akan datang antara Teheran dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam kesepakatan nuklir 2015.
Pernyataannya Bagheri muncul di tengah pembicaraan yang terhenti antara Iran dan Barat mengenai pakta Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Lebih jauh, dalam pidatonya di Majelis UMUM PBB akhir bulan lalu, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, mengatakan bahwa Iran berusaha mendominasi kawasan Timur Tengah di bawah ‘payung nuklir’.
Bennett juga mendesak upaya internasional untuk menghentikan kegiatan nuklir Iran.
Lewat kesempatan itu, Bennett juga mengisyaratkan potensi Israel yang akan mengambil tindakan sendiri untuk Iran terkait kekuatan nuklir.
“Program nuklir Iran telah mencapai titik penting, dan begitu juga toleransi kita. Israel tidak akan membiarkan Iran memperoleh senjata nuklir,” katanya kala itu.
Bennett menyebut, langkah nuklir Iran telah melewati semua garis merah. Dia pun menyerukan kepada dunia internasional untuk mengambil tindakan tegas kepada negara Islam tersebut.
“Program senjata nuklir Iran berada pada titik kritis. Semua garis merah telah dilewati. Jika kita berusaha keras, jika kita serius menghentikannya, jika kita menggunakan akal kita, kita bisa menang,” ujar Bennett. [Democrazy/hops]