DEMOCRAZY.ID - Wacana pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur masih menuai pro dan kontra, terlebih di tengah pandemi saat ini.
Pakar ekonomi Rizal pun turut menanggapinya saat tampil di kanal YouTube Fadli Zon Official. Ia menilai rencana pemindahan ibu kota tidak akan berhasil.
Menurutnya tidak akan ada yang mau pindah dan tinggal di Kalimantan kecuali pejabat korup dan BUMN asal China.
Dalam diskusinya bersama Fadli, Rizal menyebut tak sedikit negara yang telah memindahkan ibu kota dengan baik tapi ada juga yang gagal.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI ini menilai salah satu faktor ketidakberhasilan dalam hal ini adalah jarak yang terlalu jauh.
Contohnya Brasil yang memindahkan ibu kota terdahulu Rio de Jenairo ke Brazilian City yang akhirnya menjadi simbol saja. Sementara aktivitas pemerintah masih berjalan di Rio de Jenairo.
Ia menilai kegagalan tersebut salah satunya disebabkan faktor jarak yang terlalu jauh dari ibu kota lama ke ibu kota baru.
Sedangkan India dan Malaysia dinilai berhasil melakukan pemindahan ibu kota. Rizal membandingkan wacana memindahkan ibu kota ke Kalimantan Timur dengan dua negara tersebut.
“Ternyata, ibu kota baru yang berhasil itu jaraknya cuman 1-2 jam dari ibu kota lama. Nah, kita tiba-tiba bikin ibu kota di Kalimantan Timur, pertanyaannya siapa yang mau tinggal di situ? Pejabat dengan gaji pas-pasan masa mau, kecuali pejabat korup, iya kan?” ujar Rizal.
Rizal lantas menjelaskan terkait pembiayaan yang dikatakan pemerintah menggunakan anggaran, yang merupakan hasil penjualan dan hasil sewa kantor-kantor strategis di ibu kota lama.
Rizal menilai tidak ada perusahaan real estate besar yang mau bermain di Kalimantan.
“Kalau perusahaan-perusahaan real estate besar enggak akan mau main real estate di Kalimantan Timur, kecuali dipaksa. Karena mereka lebih menguntungkan bikin BSD baru, bikin kota baru di Pulau Jawa."
Menurutnya, proyek ini hanya mengundang ketertarikan BUMN China yang akhirnya mengundang penduduk China untuk tinggal di ibu kota baru.
“Nah yang tertarik untuk itu adalah BUMN China, untuk beli tanah di situ, bangunin ibu kota baru. Tapi penghuninya siapa itu nanti? Rakyat enggak mau pindah ke situ iya kan, penghuninya ngundang lagi pasti penduduk dari RRC. Bisa jadi ibu kota baru, tapi itu ibu kota Beijing baru, bukan ibu kota Republik Indonesia baru,” sambungnya.
Rizal menuntut penjelasan Presiden Jokowi soal untuk siapa ibu kota baru tersebut dibangun.
Ia menilai pemindahan ibu kota yang diwacanakan pemerintah dapat menjadi peluang masuknya BUMN China.
Mereka akan mengeruk keuntungan dengan memanfaatkan lahan yang ada karena harganya murah dan kemudian mereka bangun kembali untuk dijual kembali dengan tinggi. [Democrazy/galamed]