AGAMA

Benarkah Allah SWT Satu-satunya Tuhan? Ustadz Adi Hidayat Punya Bukti & Jawaban Akurat

DEMOCRAZY.ID
Oktober 27, 2021
0 Komentar
Beranda
AGAMA
Benarkah Allah SWT Satu-satunya Tuhan? Ustadz Adi Hidayat Punya Bukti & Jawaban Akurat

Benarkah Allah SWT Satu-satunya Tuhan? Ustadz Adi Hidayat Punya Bukti & Jawaban Akurat

DEMOCRAZY.ID - Pendakwah Ustadz Adi Hidayat punya bukti dan jawaban yang akurat dalam menjawab apa buktinya Allah SWT merupakan satu-satunya Tuhan di alam semesta ini.


Menurutnya, hal yang bisa membuktikan bahwa Allah SWT sebagai Tuhan yang Maha Esa dan tidak bisa diakui yang lain sebagai Tuhan tampak jelas dari penamaannya.


Ustadz Adi Hidayat menyebut kalau Allahh SWT mempunyai penamaan khusus yang dengan nama ini akan menunjuk langsung bahwa Allah SWT sebagai pencipta dan layak disembah.


Hal tersebut disampaikannya dalam sebuah konten video berisi ceramah Ustadz Adi Hidayat yang diunggah oleh kanal YouTube Audio Dakwah.


Pendiri Quantum Akhyar Institute pada tahun 2013 itu mengambil jawaban dari Al-Quran ketika Nabi Muhammad SAW ditanya oleh masyarakat Quraisy.


“Ya Muhammad, siapa nama Tuhan-mu yang benar?,” tanya kaum Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW.


Ketika menjawab pertanyaan tersebut, Ustadz Adi Hidayat mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW menjawab “Qul A'udzu bi Rabb Al Falaq” dan “Qul a'ụdzu birabbin-nas”.


Namun, kaum Quraisy tidak mempercayai jawaban itu karena jika hanya “Rabb”, kaum mereka juga mempunyainya.


Dari situlah Nabi Muhammad SAW memberikan nama khusus yang mana nama ini tidak akan sama sekali dimiliki oleh Tuhan yang lain.


Nabi Muhammad SAW kemudian menjawab “Qul huwallahu” yang dimaksud Rabb dan “Ahad” sebagai sifat keutamaannya.


“Qul Huwa, katakana Muhammad, Huwa dia yang ditanya tentang sifat Rabb itu, dia yang ditanya tentang ketuhanan itu, dia yang diinginkan namanya diketahui Tuhan itu, Huwa dia lah Allahu Ahad, namanya Allah sifat Allah nya Ahad,” kata Ustadz Adi Hidayat.


“Apa artinya Ahad? Artinya itu satu-satunya dan tidak akan pernah ada dua. Kurang tidak, lebih mustahil. Satu tidak ada akan pernah ada duanya tidak akan kurang dari itu,” sambungnya.


Maka dari itu, Ustadz Adi Hidayat menyampaikan apabila menyebut kalimat Wahid dilekatkan kepada Allah akan harus disambungkan dengan kata “Illah” karena tidak boleh berdiri sendiri.


“Tapi kalau kata Ahad dia enggak ada masalah, Ahad cuman satu enggak ada yang lain, jadi tidak ada setelahnya dan tidak ada kurang daripada itu,” imbuhnya.


Sifat nama Allah disebutkan telah menunjuk pada zat yang satu dan kalaupun dihilangkan setiap hurufnya akan tetap menunjuk zat yang satu serupa.


Agar semakin bisa dipercaya, Ustadz Adi Hidayat kemudian memberikan contoh konkret dari apa yang ia ucapkan itu.


Pendakwah berusia 37 tahun itu lalu membuat perbandingan dua tulisan arab dari Allah dan mulai menghilangkan satu per satu huruf yang ada di dalamnya.


“Hilangkan satu huruf di sini, tutup oleh kita saya rubah kalimatnya begini, pakai Tasydid ‘Lillaahi maa fissamaawaati wa maa fil ard’, begitu dihilangkan yang satu tetap menunjuk pada yang sama, Ahad,” ujarnya.


“Saya hilangkan satu lagi, hilang Tasydid-nya, La… Lahuma fissamawati wama fil ard. Lahu mulku alssamaawaati waal-ardh masih menunjuk pada zat yang sama,” tambahnya.


Kemudian Ustadz Adi Hidayat kembali menghilangkan satu huruf lam menjadi “Ha”.


Ha atau hu yang dimaksud adalah singkatan dari kata “Huwa”, sebab orang Islam ketika membaca Al-Quran berhenti pada kata “Huwa” maka Wa-nya tidak dibaca.


“Kalau Anda bertanya siapa Huw aini dan dari mana tahunya ke Allah? Kembalikan ke surat Al-Ikhlas. “Qul huwallah” katakana Huwa yang dimaksud dengan Huwa ini adalah Allah,” pungkasnya. [Democrazy/poskota]

Penulis blog