POLITIK

Massa Tandingan Dukung KPK Ternyata Anak-anak SMP-SMA, BEM SI: Mereka Dibayar!

DEMOCRAZY.ID
September 27, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Massa Tandingan Dukung KPK Ternyata Anak-anak SMP-SMA, BEM SI: Mereka Dibayar!

Massa Tandingan Dukung KPK Ternyata Anak-anak SMP-SMA, BEM SI: Mereka Dibayar!

DEMOCRAZY.ID - Kejadian tak diduga terjadi saat aliansi BEM SI alias Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia melakukan aksinya di Jakarta pada hari Senin ini, 27 September 2021. 


Bagaimana tidak? Di tengah aksi, muncul massa tandingan yang rupanya justru mendukung KPK. 


Itu artinya, ada dua massa yang menggelar aksi pada hari Senin ini di dekat Gedung Merah Putih KPK. 


Kedua massa tersebut, yaitu aliansi Masyarakat Peduli Demokrasi dan aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). 


Namun, dalam aksinya, kedua aliansi memiliki perbedaan yang jelas, di mana massa aliansi Masyarakat Peduli Demokrasi mendukung pemecatan pegawai KPK yang tak lolos TWK, sedangkan BEM SI justru sebaliknya. 


Dalam orasinya, massa BEM SI pun menuding bahwa massa aliansi Masyarakat Peduli Demokrasi merupakan massa aksi bayaran yang pesertanya bahkan terdiri dari anak-anak SMP dan SMA. 


“Ada aksi tandingan, Kawan-kawan! Informasinya ada pimpinan coba mendekati mereka, ada temuan bahwa mereka dibayar,” ujar salah seorang orator dari atas mobil komando. 


Menurutnya, massa tersebut bukanlah mahasiswa, melainkan massa yang sengaja disiapkan untuk memberikan dukungan KPK karena terlihat dari peserta aksi yang melibatkan anak-anak sekolah. 


“Faktanya (mereka yang aksi), anak-anak SMP-SMA” 


Di sisi lain, aksi tersebut dinilai tidak relevan lantaran tuntutan yang disampaikan adalah memecat pegawai KPK yang tak lolos TWK. 


Padahal, menurut mereka, pegawai KPK yang tak lolos memang akan dipecat pada 30 September 2021 mendatang. 


“Segera pecat, padahal sudah dipecat. Jadi, tuntutan mereka sangat tidak rasional, Kawan-kawan!” 


Massa BEM SI juga menilai ada perlakuan yang berbeda dari aparat kepolisian terkait pengawalan massa aksi tandingan yang tidak terlalu dijaga ketat. 


“Massa aksi di sana tidak dijaga ketat seperti mereka menjaga kita. Pak Polisi, ayo! Hal, Pak Polisi, coba dibagi dua dong aparatnya. Adil dong, adil. Di sana cuma satu baris, satu baris polisi,” tandasnya. [Democrazy/terkini]

Penulis blog