DEMOCRAZY.ID - Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (KASUM) mengungkapkan sejumlah nama yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir Said Thalib, tetapi belum diproses hukum.
Aktivis KASUM, Arif Maulana, menuturkan hal itu sebenarnya dapat diketahui dari laporan hasil investigasi Tim Pencari Fakta (TPF) Kasus Pembunuhan Munir yang dibentuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2004 silam.
"Sebetulnya ada nama-nama aktor yang ini diduga kuat terlibat dalam konspirasi tingkat tinggi pembunuhan Munir tetapi sampai hari ini belum pernah diperiksa, belum pernah diselidiki keterangannya, belum pernah disidik oleh aparat kepolisian, padahal nama-nama itu jelas direkomendasikan oleh TPF," ujar Arif dalam diskusi daring, Selasa (7/9).
Hal itu disampaikan Arif menjawab langkah konkret yang bisa ditempuh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengusut tuntas kasus pembunuhan Munir.
Sejumlah nama yang belum diproses hukum ialah mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM. Hendropriyono; agen BIN, Bambang Irawan; dan Vice President Corporate Security Garuda Indonesia yang berstatus tersangka, Ramelgia Anwar.
Selain itu juga ada pramugara Oedi Irianto dan pramugari Yetty Susmiyati. Kedua nama ini juga berstatus tersangka.
"Kenapa orang yang kemudian sudah diduga kuat terlibat dalam kasus pembunuhan Munir tetapi belum pernah diperiksa oleh aparat kepolisian? Ini menjadi pertanyaan besar," tutur Arif.
Dan ini sebetulnya bisa dilakukan. Aparat kepolisian bisa melakukan penyelidikan.
Bahkan, ada dua nama juga yang pemeriksaannya terhenti. Itu pramugara dan pramugari yang saat itu menyediakan makanan dan minuman kepada Munir," tambahnya.
Ia turut menyinggung komitmen Jokowi dalam pekerjaan menyelesaikan kasus pembunuhan Munir.
Menurut dia, Jokowi sebagai pimpinan tertinggi semestinya bisa memerintahkan kepolisian untuk melakukan penyelidikan.
Terlebih, bukti-bukti sudah sangat jelas berdasarkan temuan TPF dan fakta persidangan.
Namun, tindakan itu tidak dilakukan Jokowi hingga saat ini.
"Ketika presiden betul-betul memiliki komitmen dan bukan hanya pencitraan, bukan hanya menjadi komoditas politiknya saja, mestinya itu ditunjukkan dengan hal-hal yang bisa kita saksikan bersama, itu konkret, itu betul-betul untuk kemajuan penanganan kasus Munir, bukan hanya mengumbar janji," ucap Arif.
Diketahui, hari ini, 17 tahun yang lalu, Munir dibunuh.Munir mengembuskan napas terakhir di dalam pesawat Garuda Indonesia yang membawanya ke Amsterdam, Belanda.
Hasil otopsi menyimpulkan bahwa Munir tewas karena racun arsenik. [Democrazy/cnn]