PERISTIWA POLITIK

Deretan Kejadian yang Diklaim Jadi Isu Kebangkitan PKI di Era Jokowi

DEMOCRAZY.ID
September 30, 2021
0 Komentar
Beranda
PERISTIWA
POLITIK
Deretan Kejadian yang Diklaim Jadi Isu Kebangkitan PKI di Era Jokowi

Deretan Kejadian yang Diklaim Jadi Isu Kebangkitan PKI di Era Jokowi

DEMOCRAZY.ID - Setiap menjelang 30 September, isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) selalu dihembuskan. 


Uniknya, narasi tanda-tanda kebangkitan PKI yang dihembuskan berbeda tiap tahunnya.


Untuk tahun ini misalnya, mantan Panglima TNI (Purn) Gatot Nurmantyo mengungkap soal pembongkaran patung-patung diorama Soeharto dan Sarwo Edhie yang menurutnya merupakan tanda-tanda kebangkitan PKI. 


Sebelum itu, kemunculan Perppu Ormas juga pernah dikaitkan dengan tanda-tanda kebangkitan PKI.


Berikut ini deretan narasi yang dikaitkan dengan kebangkitan PKI.


2017: Munculnya Perppu Ormas


Munculnya Perppu Ormas pernah dikaitkan dengan tanda-tanda kebangkitan PKI pada tahun 2017. 


Kala itu, Presidium Alumni 212 dan organisasi lainnya menggelar aksi terkait hal ini.


Mereka menggelar aksi pada Jumat (29/9/2017) di depan gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat. 


Aksi ini mengangkat dua isu, yakni tolak Perppu 2/2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan penolakan terhadap kebangkitan PKI.


Mantan Ketua MPR Amien Rais ikut dalam aksi ini. Dia kala itu meminta Perppu 2/2017 tentang Ormas ditolak. 


Perppu ini kemudian dikaitkan dengan komunisme yang menjadi ideologi PKI.


"Keputusan kita ada dua yaitu supaya Perppu yang isinya kebencian tidak disahkan dan ditolak. Saya mengatakan kalau ada ujaran kebencian, Perppu yang kita lawan itu Perppu kebencian, di mana sejak dari sananya komunisme selalu biadab, bengis, dan brutal," kata Amien di lokasi, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (29/9/2017).


Amin mengatakan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla memberi angin pada kebangkitan PKI. Dia meminta pemerintah tak melakukan diskriminasi kepada ulama.


"Masalahnya pemerintah sekarang memberikan angin kuat untuk membangkitkan kepada PKI. Dan kami mengingatkan Pak Jokowi supaya adil, umat Islam jangan didiskriminasi. Kalau nonmuslim dilindungi tapi umat Islam langsung dihakimi," tuturnya.


2018: Penghapusan Kewajiban Pemutaran Film G-30 S/PKI


Narasi berbeda juga pernah disampaikan oleh Alfian Tanjung. Tahun 2018, Alfian sendiri terjerat kasus ujaran kebencian lewat cuitan 'PDIP 85% isinya kader PKI' di akun Twitter.


Dalam sidang, Alfian membacakan pledoinya. Alfian Tanjung menyinggung Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. 


Ia membeberkan, indikasi bangkitnya PKI salah satunya karena ditiadakannya pemutaran film G-30-S/PKI.


"Saya akan tegaskan indikasi bangkitnya PKI, membaca zaman yang sedang bergerak, dinamika sosial-politik secara nasional cukup banyak dan banyak tanda kebangkitan paham komunisme PKI," kata Alfian saat membaca pleidoi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl Bungur Raya, Jakarta Pusat, Rabu (2/5/2018).


"Pertama, ditiadakanya pemutaran film G-30-S/PKI. Termasuk ikrar dari Panglima TNI yang sekarang, tidak akan memutarkan film G-30-S/PKI. Sebagai langkah awal melenyapkan jejak hitam sejarah PKI. Hal ini mereka lakukan secara sistematis sejak 1980-an," imbuh Alfian.


Dikutip dari pleidoinya, indikasi kedua adalah dihilangkannya kata 'PKI' dari 'G-30-S' pada 2004. Menurut Alfian, hal ini untuk menegaskan bahwa PKI tidak terlibat dalam peristiwa itu.


Ketiga, menurut Alfian dalam pleidoinya, gencarnya penerbitan berupa buku setelah terbitnya 'Aku Bangga Jadi Anak PKI 2002', terbit buku 'Anak PKI Masuk Parlemen 2005'. 


Selanjutnya, terbit buku sejarah dan pedoman membangun kekuatan komunis di Indonesia sebagai modal bagi mereka untuk mewujudkan cita-cita mereka.


Keempat, kata Alfian, HUT PKI dirayakan secara terbuka pada 2015. Dilanjutkan dengan event kegiatan PKI di berbagai daerah: Sumatera, Jawa Tengah, Jakarta, dan Jawa Timur.


2020: Penghapusan Pelajaran G30S/PKI


Video berjudul 'Jenderal Gatot Endus PKI Gaya Baru Sejak 2008' diunggah oleh kanal YouTube Hersubeno Point. Mantan Panglima TNI (Purn) Gatot Nurmantyo banyak bicara soal PKI di kanal YouTube itu.


Gatot juga bicara soal kebangkitan PKI. Dia mengaku mengetahui kebangkitan PKI gaya baru sejak 2008. Salah satu tandanya, menurutnya, hilangnya pelajaran sejarah tentang G30S/PKI.


"Memang gerakan ini tidak bisa dilihat bentuknya, tetapi dirasakan bisa. Contohnya kenapa 2008, karena sejak 2008 itulah seluruh sekolah, pelajaran soal G30S/PKI ditiadakan. Ini suatu hal yang sangat berbahaya," ujar Gatot tahu 2020.


2020: Munculnya Isu Ekasila


Kebangkitan PKI juga pernah dikaitkan dengan konsep ekasila. Hal ini pernah dilontarkan oleh Ahmad Dhani pada momen hari jadi ke-75 TNI. Ahmad Dhani meminta TNI fokus kepada bahaya laten komunis.


"Bahaya laten itu komunis (PKI) karena ada dalam TAP MPRS No 25 tahun 1966. HTI-FPI-DI TII tidak ada di dalam Tap MPR. Jadi fokus saja pada perintah TAP MPRS No 25 tahun 1966," kata Ahmad Dhani dalam keterangannya, Senin (5/10/2020).


Ahmad Dhani menegaskan tak ada HTI hingga DI-TII di tiga partai politik Indonesia terbesar saat ini. Menurut Dhani, orang yang teriak waspada HTI hingga DI-TII terkesan norak.


Ahmad Dhani lalu bicara soal NEO PKI. Ahmad Dhani bicara soal sejarah PKI yang menurutnya melebur ke partai. Dia menyinggung soal ekasila.


"Sebaliknya, mengapa masyarakat takut ada NEO PKI? Karena masyarakat tahunya PKI dulu melebur ke PDIP dan rakyat tahu PDIP memimpin koalisi Jokowi-Ma'ruf. Apalagi rakyat juga sudah tahu soal Pancasila mau diganti Trisila bahkan Ekasila," sebut Ahmad Dhani.


2021: Pembongkaran Patung di Markas Kostrad


Terbaru, Gatot mengklaim paham komunis telah menyusup ke tubuh TNI. Dia menyampaikan hal tersebut lewat acara webinar yang berjudul 'TNI Vs PKI' pada Minggu (26/9) kemarin. 


Awalnya Gatot menceritakan terkait sejarah pemberontakan yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia.


Dia menyebut pemberontakan PKI sebetulnya sudah dimulai pada 1948 atau tiga tahun setelah Indonesia merdeka. Dia menyebut, di usia Indonesia yang semuda itu, PKI di Madiun sudah berupaya mengambil alih Indonesia.


"Bayangkan bagaimana suasana kebangsaan kita tahun 1948, negara masih dalam usia sangat belia, terjadi mega politik sangat tinggi, dan hadapi agresi militer Belanda, peluang ini dimanfaatkan (PKI) untuk kudeta pada tahun 1948. Disertai tiga ciri khas, menculik, menganiaya terhadap warga sipil, polisi dan ulama. Tapi melalui suatu operasi militer, terutama pasukan Siliwangi, pada akhir November 1948, pemberontakan PKI Madiun berhasil ditumpas," kata Gatot.


Kemudian Gatot Nurmantyo menyebut, setelah ditumpas, PKI ternyata muncul kembali pada Pemilu 1955. Dia menyebut kala itu PKI menjadi partai terbesar kedua setelah PNI.


Upaya pemberontakan PKI, kata dia, menjadi yang terbesar pada peristiwa G30SPKI. Dia menyebut saat itu ada 7 pahlawan revolusi yang gugur akibat peristiwa tersebut.


Atas beberapa sejarah itu, Gatot lantas menyinggung terkait masih ada-tidaknya PKI saat ini. Dia menegaskan komunisme saat ini di Indonesia masih ada meski selalu dibantah berbagai pihak.


Gatot lantas memberikan bukti-bukti masih adanya PKI di Indonesia lewat insiden perusakan museum Kostrad. 


Dia menyebut dalam museum tersebut terdapat sejumlah bukti peristiwa penumpasan komunisme, seperti patung yang dihilangkan.


"Bukti nyata jurang kehancuran itu adalah persis di depan mata, baru saja terjadi adalah Museum Kostrad, betapa diorama yang ada di Makostrad, dalam Makostrad ada bangunan, bangunan itu adalah kantor tempatnya Pak Harto (Soeharto) dulu, di situ direncanakan gimana mengatasi pemberontakan G30SPKI di mana Pak Harto sedang memberikan petunjuk ke Pak Sarwo Edhie sebagai Komandan Resimen Parako dibantu oleh KKO," tuturnya


Dia lalu meminta agar TNI AD, TNI AL, dan TNI AU bersatu untuk membersihkan penyusupan PKI di tubuh TNI. Dia meminta agar TNI membersihkan jajaran dari indikasi penyusupan itu.


"Saya ulangi Ini berarti sudah ada penyusupan di dalam tubuh TNI, dalam kesempatan ini saya mengetuk jiwa patriotisme dan ksatria prajurit TNI AD, TNI AL, dan TNI AU agar bersama-sama membersihkan jajaran TNI dari penyusupan maupun pengaruh akan merusak jiwa-jiwa prajurit TNI dan bisa menyebabkan pengkhianat minimal atau pun menjual institusi hanya untuk sekedar jual jabatan dan akan bermuara pada ingkar, pada sumpah pada Allah," ungkapnya.


Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) buka suara soal tudingan Gatot itu. Kostrad mengatakan inisiatif pembongkaran patung-patung tersebut bukan berasal dari pihaknya.


"Bahwa tidak benar Kostrad mempunyai ide untuk membongkar patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang ada dalam ruang kerja Pak Harto di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad," ujar Kepala Penerangan Kostrad Kolonel Inf Haryantana dalam keterangan tertulis, Senin (27/9/2021).


Haryanta menerangkan pada Senin (30/8), mantan Panglima Kostrad (Pangkostrad), Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution menemui Pangkostrad, Letjen Dudung Abdurachman. Pertemuan kala itu juga dihadiri Kaskostrad dan Irkostrad.


"Yang bertujuan meminta untuk pembongkaran patung-patung tersebut," ucap Haryanta. [Democrazy/detik]

Penulis blog