KRIMINAL PERISTIWA

Foto Langka! Ini Pelaku yang Berondong Peluru Badan Jenderal Ahmad Yani hingga Tewas di Peristiwa G30S/PKI

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
KRIMINAL
PERISTIWA
Foto Langka! Ini Pelaku yang Berondong Peluru Badan Jenderal Ahmad Yani hingga Tewas di Peristiwa G30S/PKI

Foto Langka! Ini Pelaku yang Berondong Peluru Badan Jenderal Ahmad Yani hingga Tewas di Peristiwa G30S/PKI

DEMOCRAZY.ID - Beredar sebuah foto yang diklaim merupakan sosok dari pelaku penembak yang menghabisi nyawa Jenderal Ahmad Yani.


Peristiwa berdarah Gerakan 30 September atau yang dikenal G30S memang jadi pelajaran besar bagi bangsa Indonesia dan keberadaannya layak dikenang agar tidak terulang kembali


Salah satu korban kekejaman dari G30S yang diyakini digerakan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) ini ialah yakni Jenderal Ahmad Yani.


Persitiwa berdarah di penghujung bulan September 1965 ini juga lah yang merenggut nyawa sang Pahlawan Revolusi.


Sebagaimana diketahui, berdasarkan catatan sejarah, sebelum Ahmad Yani gugur, para prajuritnya datang ke rumah dan mengatakan sang presiden meminta bertemu.


Kisah Singkat Pembunuhan Ahmad Yani


Ahmad Yani yang hendak membersihkan diri dan mengganti baju pun dilarang oleh mereka. 


Mendengar larangan tersebut, Ahmad Yani sempat secara spontan menampar salah satu prajurit hingga jatuh tersungkur bersama senjatanya.


Melihat hal itu, prajurit lainnya yang berdiri di samping Serda Gijadi memintanya untuk menembak. 


Usai mendapat perintah, Serda Gijadi menembak Ahmad Yani dari belakang setelah menutup pintu hingga meninggal dunia. 


Sosok yang memberi perintah kepada Serda Gijadi adalah Sersan Satu Raswad.


“Foto adalah foto Sersan dua GIJADI Ketika baru di tangkap,dan di bawa ke rumah Tahanan CPM,” tulisnya dalam keterangan foto.


Foto Langka! Ini Pelaku yang Berondong Peluru Badan Jenderal Ahmad Yani hingga Tewas di Peristiwa G30S/PKI


Kemudian dijelaskan pula, dalam penembakan ke tubuh Jendral Ahmad Yani, Serda Gijadi menggunakan senapan mesin jenis Thompson. Nasib akhir dari Serdu Gijadi ialah berujung dihukum mati.


“Foto Sersan dua GIJADI, Prajurit yang Menembak Jenderal Anumerta Ahmad yani di kediaman beliau dini hari, 1 Oktober 1965, menggunakan senapan jenis Thompson sebanyak 7 butir Peluru. Nasib akhirnya, Sersan dua Ginjadi dieksekusi mati,” ungkap tulisan keterangan postingan tersebut.


Mendapat Berbagai Tanggapan Warganet


Sontak unggahan tersebut memancing publik untuk mendiskusikan kembali soal kejadian yang menimpa Ahmad Yani.


Banyak di antara warganet yang membalas unggahan itu dengan berbagai tanggapan, termasuk mengingat kembali sejarah kematian Jenderal Ahmad Yani.


“‘Bapak diminta menghadap bapak presiden’,” tulis akun ye_aldi.


“Yang bilang bapak dipanggil presiden untuk segera datang ke istana ucapan itu dilontarkan oleh Sersan Satu Raswad,kemudian pak Yani menjawab “Baiklah saya mau mandi dulu,kemudian dijawabPraka Dokrin “Tidak perlu,kemudian pak Yani berkata”Kalau begitu saya akan Cuci muka dulu dan ganti Pakaian,dan jawab lagi oleh Praka Dokrin “Tidak usah berpakaian,kemudian pak Yani secara spontan langsung memukul praka Dokrin hingga jatuh tersungkur berserta senjatannya dan pak Yani mengatakan Lancang kalian tahu apa kalian,kemudian Sertu Raswad yang berdiri disamping Serda Gijadi untuk menembak pak Yani dari belakang setelah menutup pintu.Sersan Satu Raswadlah yang memberikan perintah kepada Serda Gijadi untuk menembak pak Yani hingga akhirnya meninggal,dan setelah pak yani jatuh yang menyeret kaki pak Yani dari ruang makan hingga keluar rumah menuju halaman rumah dilakukan oleh Praka Tumiran Anggota Cakrabirawa.Kalau ditayangan Film G30/S-PKI Setelah pak yani jatuh tersungkur posisinya dalam keadaan terlentang,kedua tangannya dan kakinya diangkat otomatis kepala dan badan tidak membentur bebatuan yang ada diluar rumah.bisa di bilang dikatakan peristiwa kejadian yang sebenarnya lebih keji dari pada yang ada di Film Pengkhianatan G 30 S/ PKI,” tulis akun hendra.sudrajat.562.


“Sertu Raswad yang berdiri berdampingan dengan Serda Gijadi memberikan isyarat/perintah untuk menembak Men/Pangad Letjen Ahmad Yani tanpa ragu sedikit pun karena dia telah di Doktrin oleh PKI,” tutur akun hendra.sudrajat.562.


“Sayang karir militer yang cemerlang dari Pak Yani harus berakhir di ujung senapan Sersan Dua Gijadi,” tulis akun bobbysamosir79.


“Dia sebenarnya juga korban. dia hanya mengikuti perintah atasan untuk menjemput para jendral hidup atau mati. prajurit2 itu gk tau skenario politik apa di balik itu. mrk hanya prajurit pengawal presiden,atasan mrk bilang ada yg mau mengkudeta presiden. ..otomatis sbgai pelindung presiden lgs bergerak siap di perintah. yg saya tau dia menembak krn mengira pak Yani masuk rumah mau ambil senjata melakukan perlawanan. yang bermain para atasan,mrk ikut jd korban,” imbuh akun tperhatian. [Democrazy/hops]

Penulis blog