EKBIS

Wow! China Bangun Proyek Lithium di Sulawesi Senilai Hampir Rp 5 Triliun

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
Wow! China Bangun Proyek Lithium di Sulawesi Senilai Hampir Rp 5 Triliun

Wow! China Bangun Proyek Lithium di Sulawesi Senilai Hampir Rp 5 Triliun

DEMOCRAZY.ID - Dua investor dari China, Shenzhen Chengxin Lithium Group Co Ltd China dan Tsingshan Holding Group yang merupakan afiliasi raksasa baja dan nikel akan menanamkan investasi dalam proyek lithium di Indonesia. 


Dilansir dari Reuters, pabrik lithium bernilai US$ 350 juta atau hampir Rp 5 triliun untuk itu untuk memenuhi permintaan baterai kendaraan listrik (EV).


Tsingshan, mengguncang pasar nikel global karena berhasil meningkatkan produksi berbiaya rendah di Indonesia. 


Perusahaan ini memproduksi lithium pada saat harga komoditas tersebut melonjak di tengah naiknya penjualan kendaraan listrik di pasar China.


Chengxin menyatakan para mitra akan membangun pabrik untuk membuat bahan kimia lithium di Morowali Industrial Park di pulau Sulawesi. 


Wow! China Bangun Proyek Lithium di Sulawesi Senilai Hampir Rp 5 Triliun


Di Morowali ada beberapa proyek investasi China termasuk yang pabrik nikel dan kobalt, yang juga digunakan dalam baterai EV.


Pabrik ini, kata Chengxin dalam pernyataannya seperti dikutip Reuters, akan menghasilkan 50.000 ton per tahun lithium hidroksida dan 10.000 ton per tahun lithium karbonat. 


Namun belum ada keterangan resmi kapan produksi lithium akan dimulai.


Harga hidroksida di China naik 162,7 persen year-to-date, sedangkan untuk karbonat naik 192,6 persen, menurut Benchmark Mineral Intelligence.


Wow! China Bangun Proyek Lithium di Sulawesi Senilai Hampir Rp 5 Triliun


Chengxin mengatakan akan menguasai 65 persen saham dari perusahaan patungan bernama PT ChengTok Lithium Indonesia. 


Sisanya yaitu 35 persen dikuasai oleh perusahaan yang didaftarkan di Singapura, Stellar Investment Pte.


Seorang pejabat hubungan investor Chengxin pada hari Jumat mengatakan Stellar adalah afiliasi dari Tsingshan. Tsingshan tidak menanggapi permintaan konfirmasi.


Indonesia adalah penambang nikel terbesar di dunia. Sejak 2020, Indonesia melarang ekspor bijih nikel. 


Pembangunan smelter di dalam negeri ditargetkan bisa menyerap lebih banyak sumber daya.


Pekan lalu, LG Energy Solution Korea Selatan dan Hyundai Motor Group memulai pembangunan pabrik senilai $ 1,1 miliar untuk membuat baterai kendaraan listrik di provinsi Jawa Barat, Indonesia.


Chengxin tidak mengatakan dari mana pabrik lithium akan mendapatkan bahan bakunya. Namun analis Daiwa Capital Markets Dennis Ip mengatakan kemungkinan bahan baku berasal dari Australia, yang menambang mineral spodumene yang kaya lithium.


“Akan menarik untuk melihat penambang Australia mana yang memiliki sumber daya spodumene cadangan untuk dijual ke Chengxin,” ujar Dennis Ip. [Democrazy/tempo]

Penulis blog