AGAMA HUKUM

AY Nasution ke Letjen Dudung: Islam Melarang Kita Membuat Patung, Saya Merasa Dosa Besar

DEMOCRAZY.ID
September 30, 2021
0 Komentar
Beranda
AGAMA
HUKUM
AY Nasution ke Letjen Dudung: Islam Melarang Kita Membuat Patung, Saya Merasa Dosa Besar


AY Nasution ke Letjen Dudung: Islam Melarang Kita Membuat Patung, Saya Merasa Dosa Besar

DEMOCRAZY.ID - Mantan Pangkostrad Letjen (purn) AY Nasution akhirnya muncul ke publik usai mencuatnya polemik diorama yang hilang di Museum Kostrad. 


Isu ini muncul usai dipertanyakan eks Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo baru-baru ini.


Barang-barang itu berkaitan dengan penumpasan komunisme di Tanah Air. Beberapa di antaranya yakni diorama patung Soeharto, Sarwo Edhie, dan AH Nasution beserta tujuh pahlawan revolusi sudah hilang.


AY Nasution menyatakan, kalau ide pemindahan diorama-diorama itu memang atas inisiatifnya. 


Pertama kali, dia mendatangi Pangkostrad saat Letjen Dudung Abdurachman. Di sana, dia curhat mengenai ilmu agama yang dipelajarinya.


“Ya betul, saya tanggal 30 Agustus 2021, datang ke sana berkunjung silaturahmi sekaligus menyampaikan unek-unek tentang patung,” kata dia di Kompas Petang, dikutip Kamis 30 September 2021.


Adapun AY Nasution lantas mengatakan pada Pangkostrad Letjen Dudung, kalau sepengetahuan dia, orang yang membuat dan berinisiatif membuat patung akan mendapat dosa jariyah besar. 


Hal itulah yang mengganggu pikirannya terus menerus.


“Saya beritahu ke beliau, bahwa dulu saya lah yang berinisiatif menghadirkan patung-patung itu. Sebemnya patung itu tidak ada. Saya sampaikan ke Dudung, usia saya sudah 67 tahun, kemudian setelah tua ini saya banyak merenung diri, mendengar ceramah, baca buku tentang agama.”


“Di dalam agama, kita dilarang membuat patung, menyimpan patung, apalagi yang berinisiatif membuat, dapat dosa besar, inilah yang kemudian ganggu pikiran saya. Sehingga saya sampaikan ke beliau,” katanya.


Reaksi Pangkostrad Dudung ke AY Nasution


Dari sana, AY Nasution bersyukur, ternyata apa yang disampaikan lantas direspons positif oleh Pangkostrad Dudung.


“Mula-mula dia berpikir, apa betul dosanya membuat patung sebesar itu?” katanya sempat bertanya-tanya.


“Oh kalau begitu, saya penuhi itu,” kata AY Nasution menirukan ucapan Dudung seketika.


Ketika itu, Dudung tak sendiri, karena turut ditemani wakilnya dan sejumlah stafnya. 


Dan kemudian penggeseran diorama itu dilakukan tak lama usai pertemuan tersebut.


“Bukan Kostrad yang minta. Tapi saya pribadi yang minta. Jadi jangan tuding-tuding Kostrad. Tanya saya, karena saya yang minta,” katanya lagi.


Baginya hingga kini Kostrad tetap utuh, termasuk bangunannya enggak ada yang berubah. 


Hanya penempatan patung saja yang tak ada. Sementara substansi lain perihal G30S, tak ada yang berubah. [Democrazy/hops]

Penulis blog