POLITIK

Pengamat Ungkap 'Maksud Tersembunyi' Soal Pernyataan Megawati Ingatkan Kader PDIP Tak Terbuai Zona Nyaman

DEMOCRAZY.ID
Agustus 17, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Pengamat Ungkap 'Maksud Tersembunyi' Soal Pernyataan Megawati Ingatkan Kader PDIP Tak Terbuai Zona Nyaman

Pengamat Ungkap 'Maksud Tersembunyi' Soal Pernyataan Megawati Ingatkan Kader PDIP Tak Terbuai Zona Nyaman

DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik Ujang Komarudin menanggapi peringatan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri agar kader PDIP tak terlena menikmati zona nyaman kekuasaan.


Menurut Ujang, hal tersebut merupakan kode keras dari Megawati agar anak buahnya bekerja lebih keras lagi menyambut Pemilu 2024.


“Peringatan keras agar para kader siap-siap menghadapi Pemilu memenangkan Puan di Pilpres 2024,” ujarnya dihubungi di Jakarta, Selasa (17/8/2021).


Apalagi, lanjut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu, PDIP punya beban karena dinilai ingin mecalonkan Puan Maharani yang elektabilitasnya masih di bawah.


“Wajar jika Megawati mengingatkan kader PDIP,” kata Ujang.


Selain itu, Dosen Universitas Al-Azhar itu melihat, bahwa sikap Megawati itu juga merupakan bentuk ke khawatiran dengan keadaan kader PDIP yang banyak menikmati kekuasaan.


“Karena kekuasaan itu empuk, maka akan cenderung memabukkan dan leha-leha. Jika itu dibiarkan maka akan sulit PDIP bergerak,” tutur Ujang.


Dari Gurem Sampai 2 Kali Pemenang Pemilu


Untuk diketahui, Megawati meminta kadernya tidak terbuai dengan zona nyaman karena posisi PDIP hari ini.


Dari dulu yang pernah disebut partai gurem, menjadi dua kali pemenang pemilu.


Hal tersebut disampaikan Megawati saat upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-76 di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Selasa (17/8).


“Ketika mereka mulai merasakan zona nyaman, itu. Padahal tidak menjadi sebuah hal yang tabu, kita silakan hidup dalam zona nyaman tapi jangan lupa oleh kenikmatan zona nyaman itu,” ujarnya.


“Kita harus terus berjuang membangun, Alhamdulillah kita bisa dua kali pemenang pemilu,” ungkapnya.


“Dari partai yang dulu yang dulu selalu disebut partai rakyatlah, partai sandal jepit lah, partai gurem,” sambungnya.


Presiden Kelima RI ini pun bercerita ketika membangun PDIP sejak namanya masih PDI di era Orde Baru.


Ia mengingat betul perjuangan jatuh bangun mendirikan partai. 


Bukan hanya harus menghadapi masalah internal, tetapi juga eksternal dari tangan kekuasaan. [Democrazy/tmp]

Penulis blog