HEALTH PERISTIWA

Ini Hasil Diskusi Luhut soal Pandemi Bareng Faisal Basri hingga Ketua BEM UI

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
HEALTH
PERISTIWA
Ini Hasil Diskusi Luhut soal Pandemi Bareng Faisal Basri hingga Ketua BEM UI

Ini Hasil Diskusi Luhut soal Pandemi Bareng Faisal Basri hingga Ketua BEM UI

DEMOCRAZY.ID - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengundang berbagai pihak untuk terus mendukung pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19. 


Pihak-pihak tersebut antara lain Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FGDB), Ikatan Dokter Indonesia, pengamat ekonomi, hingga perwakilan himpunan mahasiswa.


Pertemuan itu dilakukan pada Selasa (3/8) kemarin, dalam diskusi secara virtual. 


Luhut menyampaikan pertemuan ini sengaja diagendakan untuk memberikan informasi mengenai upaya pemerintah mengendalikan pandemi COVID-19 dan tentu saja meminta masukan serta saran yang solutif.


"Saya juga minta masukan dari bapak ibu sekalian untuk menghadapi keadaan kita khusus mengenai kasus COVID-19 ini, lebih khusus lagi Delta variant ini. Peran Bapak-Ibu kami perlukan untuk membantu apa saja yang sudah dikerjakan pemerintah untuk mengendalikan pandemi," kata Luhut dalam keterangan tertulis, Rabu (4/8/2021).


Luhut menyatakan pemerintah telah menyusun dan membuat formula pengendalian pandemi COVID-19 di Indonesia. 


Secara umum ada tiga aspek, yaitu mengurangi potensi penularan dengan menerapkan 3M dan 3T, kemudian mengurangi durasi kontak, dan melakukan vaksin.


Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Prof Widodo dari Universitas Islam Indonesia (UII) menyampaikan dukungan kepada Luhut atas kerja dan upaya pemerintah yang telah dan akan dilakukan untuk menanggulangi pandemi COVID-19 di Indonesia, termasuk Jawa dan Bali. 


Dia menilai selama ini banyak pihak dan oknum yang menyerang dan menilai upaya penanggulangan COVID-19 yang dikomandoi Luhut sudah gagal.


"Sebetulnya kalau ada orang yang bertanya apakah pemerintah telah gagal menangani pandemi, itu pertanyaan yang salah karena saat ini perang melawan pandemi masih proses dan belum selesai," tegasnya.


Widodo menambahkan apa yang sudah dikerjakan dan dilakukan pemerintah sudah baik dan tepat dengan melibatkan semua pihak ketika membuat sebuah kebijakan atau aturan.


"Kalau dalam suasana pandemi, semua stakeholder harus dilibatkan, community leader, center of study, dan sejauh ini semua stakeholder sudah dilibatkan, stakeholder ini termasuk politician mereka jangan hanya berkomentar," kata Widodo.


Lebih lanjut, malam harinya, Luhut juga menggelegar rapat koordinasi bersama seluruh kepala daerah di Pulau Jawa dan Bali, epidemiolog, Ikatan Dokter Indonesia, pengamat ekonomi, hingga perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai universitas di Jawa Bali.


Dalam kesempatan ini, Luhut pun menjabarkan peta rencana atau road map pengendalian pandemi yang telah disusun. 


Dia menuturkan bahwa pembukaan aktivitas ekonomi akan tergantung kepada pencapaian vaksinasi, serta implementasi dari 3T dan 3M.


Karena itu, dia meminta agar bulan Agustus dimanfaatkan untuk meningkatkan cakupan tiga aspek di atas.


"Setiap Pangdam, Kapolda, menulis capaian tracing dari tiap-tiap daerah, sehingga kita dapat memprediksi kapan target kita 1:10 bisa segera tercapai. Pemda saya juga minta bantuannya untuk ikut memantau tracing ini, semua harus kompak. Semua laporan menggunakan bahasa yang sama agar kita bisa mengejar target dengan baik," kata Luhut.


Sementara itu, ekonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, juga memberikan masukan mengenai perlunya pemanfaatan dan keterlibatan mahasiswa bukan hanya mahasiswa kedokteran dan bidang medis, tapi juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa lainnya untuk membantu pemerintah dalam melakukan program 3T, misalnya menjadi tenaga input kasus tracing di lapangan.


Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Leon Alvinda Putra dan Ketua PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Raihan Ariatama menuturkan bahwa Mahasiswa siap membantu dan mendukung langkah pemerintah.


Selain itu, mereka memberikan masukan kepada Luhut terkait upaya penanganan COVID-19 Jawa dan Bali. 


Mereka menuturkan bahwa mahasiswa kedokteran yang saat ini memasuki tingkat akhir bisa dilibatkan atau diperbantukan menjadi tenaga kesehatan, dengan catatan keterlibatan mereka harus dijadikan atau diformulasikan menjadi sistem kredit semester (SKS) yang sudah diambil, serta bisa dikaitkan dengan program kampus merdeka sehingga jadi mereka tetap mendapatkan kredit dalam kuliah.


"Saya setuju sekali tujuan Kampus Merdeka ini dan akan segera menghubungi Menteri Nadiem untuk segera merealisasikan permintaan teman-teman mahasiswa ini, supaya pandemi ini dapat diatasi bersama-sama," ujar Luhut. [Democrazy/dtk]

Penulis blog