DEMOCRAZY.ID
DEMOCRAZY.ID - Presiden China, Xi Jinping dikabarkan sedang merasa gelisah setelah Badan Intelejen Amerika Serikat (CIA) berhasil mengamankan sebuah dokumen yang berisi informasi genetik dari Laboratorium Wuhan, China.
Diperkirakan dokumen tersebut akses ke sejumlah besar informasi genetik yang akhirnya dapat mengungkapkan asal mula virus Covid-19.
Seperti dilansir dari Youtube Indonesia One Chanel, data genetik tersebut diharapkan pada akhirnya dapat menentukan apakah virus Covid-19 muncul dari Laboratorium Wuhan atau ditularkan ke manusia melalui hewan di alam liar.
Hal tersebut sontak mengejutkan Xi Jinping dan para pejabat tinggi Tirai Bambu yang selama ini menolak untuk menyerahkan data mentah tahun ini terkait laboratorium tersebut.
Para penyelidik baik di dalam maupun di luar pemerintah AS telah lama mencari data genetik dari 22 ribu sampel virus yang sedang dipelajari di Institut Virologi Wuhan (WIV).
Data itu dihapus dari internet oleh pejabat China pada September 2019, dan China sejak itu menolak untuk menyerahkan data mentah lainnya tentang kasus awal virus corona ke Organisasi Kesehatan Dunia.
Hanya saja, beberapa ilmuwan meragukan lab di Institut Virologi Wuhan atau laboratorium di China lainnya punya sampel virus yang bisa melacak virus Corona.
China telah berulang kali menyangkal dugaan bahwa virus corona yang dimodifikasi secara genetik bocor dari fasilitas di Wuhan, titik awal ditemukannya Covid-19.
China juga berulang kali disebut menutup-nutupi proses penyelidikan di beberapa titik yang dicurigai. Namun sekali lagi, China tegas menyangkal tuduhan tersebut.
Sampai berita ini diturunkan, masih belum jelas bagaimana CIA bisa mendapatkan data tersebut tanpa diketahui oleh pihak China.
Berdasarkan laporan Badan Intelejen Amerika Serikat menemukan bahwa pada November tahun 2019 menemukan 3 peneliti di Laboratorium Wuhan mengalami sakit yang cukup parah untuk mencari perawatan medis.
Partai Republik Amerika Serikat baru-baru ini menerbitkan laporan sendiri tentang asal usul Covid-19 mengklaim bahwa banyak bukti secara tidak sengaja bocor dari Laboratorium Wuhan di China pada akhir 2019. [Democrazy/pkr]
