PERISTIWA POLITIK

Tanggapi Ancaman Risma Pindahkan ASN ke Papua, Sejarawan: Jadi Ingat Pejabat Kolonial Suka Ngancam Asingkan Orang

DEMOCRAZY.ID
Juli 15, 2021
0 Komentar
Beranda
PERISTIWA
POLITIK
Tanggapi Ancaman Risma Pindahkan ASN ke Papua, Sejarawan: Jadi Ingat Pejabat Kolonial Suka Ngancam Asingkan Orang

Tanggapi Ancaman Risma Pindahkan ASN ke Papua, Sejarawan: Jadi Ingat Pejabat Kolonial Suka Ngancam Asingkan Orang

DEMOCRAZY.ID - Sejarawan JJ Rizal menilai pernyataan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang mengancam aparatur sipil negara (ASN) bawahannya dipindahkan ke papua mengingatkan tentang sikap pejabat kolonial.  


Menurutnya, pejabat kolonial kerap mengancam dan mengasingkan orang lain.  


Rizal mengatakan, pernyataan Risma mengingatkan tentang sikap pejabat kolonial yang senang mengancam dan mengasingkan orang lain. 


“Tindakannya itu jelas mengingatkan pada sikap pejabat kolonial yang senang mengancam mendigulkan orang,” kata Rizal, Kamis (15/7/2021). 


Selain itu, menurut Rizal, pernyataan Risma seolah merendahkan Papua karena menyiratkan sebagai daerah tak beradab yang menakutkan.


Bahkan, Rizal menilai Risma sudah melupakan sejarah karena Boven Digul, Papua pernah menjadi tempat pembuangan sejumlah tokoh pergerakan bangsa.


“Dari pembuangan di Digul itulah muncul citra kepahlawanan bangsa yang besar di antara orang pergerakan nasional yang melawan Belanda. Ini ironi besar mengingat Risma dari kelompok nasionalis seperti PDI-P,” ujar dia. 


Rizal menjelaskan Papua, khususnya Boven Digul, pernah menjadi tempat pembuangan massal bagi para tokoh pergerakan nasional yang menentang penjajah belanda. 


Sejumlah tokoh yang pernah diasingkan ke wilayah itu di antaranya Mohammad Hatta, Sjahrir, Haji Misbach, Mas Marco Kartidikromo, Mohammad Bondan, dan Chalid Salim. 


“Setelah pemberontakan PKI 1926, Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan jamp pembuangan massal,” ujar Rizal.


“Ini bukan kamp untuk narapidana tetapi seperti dijelaskan Gubernur Jenderal de Graeff adalah pembuangan bagi para tokoh pergerakan yang menentang penjajahan Belanda tanpa pengadilan,” imbuhnya. [Democrazy/frg]

Penulis blog